
Ranahrumah.com – PROFIL | Ary Indra: Tak Terikat Gaya Desain Tertentu Jadikan Karya Relevan Melintasi Waktu.
Karya desain yang dibuat tanpa terikat pada suatu konsesi atau gaya, umumnya akan selalu relevan melintasi waktu. Yang penting, ada ciri khas yang menjadi benang merah pada karya tersebut.
Demikian pendapat Ary Indra (54 thn), Principal Architect Biro Aboday, salah satu biro ternama di Indonesia ini didirikannya bersama dengan Rafael David dan Yohansen Yap pada tahun 2006.
Sebelumnya, mereka telah10 tahun berkarya di Singapura. Indonesia, dianggapnya lebih menantang terciptanya karya-karya desain sehingga Ary pun kembali ke tanah air.
“Soft edges dengan pengolahan bentuk-bentuk yang lunak,” jawab Ary ketika ditanyakan tentang ciri desainnya. Bentuk-bentuk yang tajam atau bersudut dilenturkan. Tentu saja, menurutnya, tidak harus demikian karena akan tergantung jenis proyek dan tipe klien. Namun, selalu diusahakan ada bentuk yang melengkung. Dan, rata-rata orang menyukainya karena orang juga terbiasa dengan bentuk lengkungan.”
Play House Diakui sebagai Karya Terbaiknya
Salah satu karya arsitek kelahiran Madiun ini yang dikenal dan menarik keingintahuan banyak orang adalah “Play House”. Konsep yang dialirkan Ary membuat rumah ini kaya dengan eksplorasi, khususnya pengolahan beton mentah sebagai material utamanya.
Karya yang menjadi rumah tinggalnya di daerah BSD, Tangerang ini diakuinya menjadi karya terbaiknya.
Play house, sebagaimana namannya, rumah dua lantai ini memang dirancang khusus untuk anaknya sebagai tempat tinggal sekaligus tempat bermain.
Menyatu dengan rumah, Ary merancang sebuah seluncuran/prosotan dari lantai dua ke lantai satu. Dengan demikian, putranya bisa dengan bebas meluncur dalam rumah tinggalnya itu.
“Setiap orang yang tinggal di rumah ini selalu menemukan sesuatu yang berbeda,” jelas lulusan Universitas Brawijaya Malang, Jurusan Arsitektur ini. “Sesuatu yang berbeda itu bisa berupa bayangan pada dinding atau sudut pandang yang baru ketika memandang ke luar,” tambahnya.
Baca Juga: Penerapan Arsitektur Hijau dan Eksplorasi Material Lokal Bikin Rumah Humble dan Hangat

Sangat Menyukai Material Semen
Selalu tertantang mengolah material, karena menurutnya material harus mencerminkan penghuni rumahnya dan merupakan perwujudan gaya hidup yang dijelmakan pada rumah.
“Material murah bisa berkesan ‘berkelas’ ketika lingkungan dan gaya hidup yang melingkupinya memang berada di dalam level tersebut,” ujar kolektor kaca mata yang hobi blusukan toko buku ini.
Ary sangat menyukai semen, acian yang tidak halus, dan rooster. Intinya, yang tampilannya kasar, bertekstur, dan membentuk bayangan kala tertimpa cahaya matahari. Itulah sebabnya, baginya pencahayaan alami sebanyak-banyaknya sangat penting bagi kenyamanan rumah, selain didukung oleh penghawaan alami juga.
Bagi Ary, pencapaiannya saat ini merupakan proses panjang yang akan terus dilakoninya entah di mana akan berujung.
Selalu berproses. Maka, kala diminta pendapatnya tentang pesan untuk arsitek muda, Ary berharap aristek muda jangan takut salah karena salah itu merupakan guru kita yang akan selalu diingat selamanya yang juga merupakan sebuah proses.
Mengawali tahun 2013 ini, tidak terasa hingga kini, ia bersama Aboday menyelesaikan banyak proyek berupa kantor, rumah sakit, pabrik, dan bangunan komersial.
Hasil rancangan Ary Indra lainnya, di antaranya adalah Villa Paya-Paya di Seminyak, Bali yang menerapkan konsep “natah” – konsep arsitektur lokal; Kemang Women and Children’s Hospital di Kemang, Jakarta Selatan yang merupakan proyek rumah sakit pertama yang dikerjakan oleh Ary dan tim. Di rumah sakit ini terdapat variasi dan kombinasi warna yang begitu dominan, terutama pada bagian jendela. Mereka mencoba untuk menerapkan terapi warna yang diyakni dapat membawa efek penyembuhan dan ketengan pada jiwa pasien.
Selanjutnya, Kubikahomi yang merupakan sebuah dormitory – apartemen yang disasar untuk kalangan mahasiswa, yang dibangun oleh pengembang pelat merah HK Realtindo di BSD City, Serpong, Tangerang.
Beberapa proyek lain hasil rancangan Aboday yang juga patut menjadi refrensi sebuah desain adalah ArtOtel di Menteng, Jakarta Pusat; Apartemen Residence 18 di Kedoya, Jakarta Utara; Senopati Suites Jakarta; Perumahan H Mansion, Jakarta; Sentul Cliff, Sentul, Jawa Barat; dan Apartemen Saumata di Alam Sutera, Serpong. Apartemen Saumata menjadi proyek kebanggaan Ary Indra, karena menurutnya di proyek ini, dari depan sampai belakang adalah benar-benar hasil curahan pikiran dan hatinya bersama Aboday. (RR)
Baca Juga: Yose Ferdian Damury, ST, IAI: Kebutuhan Spesifik Kunci Keberhasilan Desain
Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook RANAH RUMAH, Instagram @ranahrumahcom



