
Sementara Bunga Yuridespita berkarya pada satu lemari penyimpanan jam tangan wanita, dan dua lemari penyimpanan minuman.“Dalam kolaborasi ini saya meneruskan eksplorasi saya dalam karya instalasi, patung, dan lukisan yang selama ini saya lakukan. Untuk mencapai kualitas interaktif antara penikmat dengan hasil akhirnya, saya memanfaatkan permukaan luar lemari dan juga kualitas tiga dimensi dari desain lemari,” papar Bunga Yuridespita, seniman lulusan ITB yang saat ini berdomisili di Bandung.
Dalam proses interaksi kreatif yang terjalin, Laurence Howell sebagai desainer furnitur dan juga desainer untuk Ku Casa merasakan ini adalah tahap mencari formula untuk mencapai karya yang sepanjang waktu dan juga memiliki material serta detail yang lebih sophisticated.
Menurutnya, “Salah satu area yang Ku Casa selalu ingin mengeksplorasi adalah pertemuan antara seni dan desain agar produk kami bisa mencapai kualitas yang lebih unik, mewah, dan juga bernilai seni tinggi dari hasil kreatif tangan seniman bertalenta. Produk-produk furnitur yang bertahan sepanjang waktu dan collectible.”
“Melalui kolaborasi ini Murai Art Projects juga mendorong insan kreatif bertalenta yang terlibat untuk lebih mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru salam cara mereka berkarya dan juga pendekatan kreatifnya. Timeless Creativity kali ini membuka cara pandang, memberikan perspektif baru, dan juga menjadi pengalaman lain dalam menikmati karya seni,” Ari Sanjaya selaku Co-Founder Murai Art Project dan Founder Ku Casa brand furnitur menambahkan.
Pameran ini diharapkan mampu menarik perhatian para pelaku seni dan kolektor, serta khalayak umum untuk menikmati karya kolaboratif sekaligus memberikan edukasi kepada publik tentang apresiasi desain dan seni.
Tujuh karya yang dipamerkan merefleksikan visi dari Murai Art Projects kali ini dan menjadi awal dari inisiatif menjadi wadah eksplorasi kreatif di tanah air.



