Rekomendasi Jenis Waterproofing yang Tepat Atasi 6 Sumber Bocor

Dak beton, nok, genteng, talang, dinding, dan kusen adalah 6 bagian rumah paling sering bocor. Inilah solusi mengatasi bocor dan memilih jenis waterproofing yang tepat.

Jika yang retak adalah plesteran saja, cukup lapisi lagi dengan menggunakan adukan semen untuk pelesteran, lalu gunakan waterproofing yang terbuat dari bahan polyurethane (PU)

Ranahrumah.com – TIPS & TRIK | Waterproofing atau pelapis anti-bocor, sangat besar perannya dalam mengatasi bocor. Pemakaian waterproofing dapat menjadi solusi preventif (antisipasi) di mana sudah diaplikasikan di awal pembangunan rumah atau menjadi “obat” mengatasi bocor ketika bocor terjadi di kemudian hari.

Bocor menjadi permasalahan yang banyak dihadapi di rumah dan perlu penanganan yang detail dan tepat agar tuntas.

Bagian luar rumah—atap dan dinding—yang terus menerus tertimpa panas matahari dan hujan bisa jadi bermasalah. Akibatnya, bangunan yang seharusnya melindungi dari terpaan hujan malah meloloskan hujan ke dalam rumah. Padahal, rumah, jika dibangun dengan baik (termasuk mengaplikasikan waterproofing yang tepat sebagai pelindung bangunan), akan memperkecil risiko bocor. Namun jika sudah terlanjur bocor, segeralah cari solusi, diperbaiki, jangan tunggu hingga bocor ini merajalela.

Baca Juga: Tips Sukses Renovasi Rumah, A to Z Perencanaan & Rekomendasi Pendanaan

TEMUKAN SUMBER BOCOR

Sebelum menangani bocor, yang terlebih dahulu harus dilakukan adalah melakukan diagnosa, di mana sumber bocor sebenarnya terjadi.

Air bisa saja menetes dari plafon yang berada di atas kamar tidur, misalnya.  Namun sumbernya belum tentu berasal dari genting atau atap yang tepat berada di titik plafon itu. Bisa jadi, bocor bersumber dari genting yang ada di jarak 1 meter dari plafon, dan karena air akan mencari celah untuk mengalir ke bawah, ia akan menetes dari tempat yang memungkinkan.

Jika sudah menemukan sumber penyakitnya, yang harus dilakukan adalah menangani atau mengobatinya tepat di sumber tersebut.

Namun perlu diingat, beda tipe kebocoran, beda juga cara menanganganinya. Nah, berikut ini beberapa jenis bocor berdasarkan lokasi yang paling sering terkena, serta solusi yang tepat untuk memperbaikinya.

Baca Juga: Antisipasi Serangan Rayap pada Atap, Begini Rancangan Desainnya

DI MANA BOCOR BIASA TERJADI?

Inilah area-area di mana bocor sering terjadi di rumah dan penyebabnya.

  • Nok dan Genteng. Bisa disebabkan oleh genteng yang melorot atau plesteran nok retak.
  • Dak Beton. Bisa disebabkan oleh dak retak atau kemiringannya tidak benar.
  • Pertemuan dinding dengan tetangga. Bisa terjadi karena ada celah antardinding, tinggi dinding yang tidak sama, atau retak di tepi dinding.
  • Talang. Bisa terjadi karena retak pada talang atau talang bentuk siku yang memang rawan bocor.
  • Kusen. Biasanya terjadi karena kesalahan dalam memilih sealent.

MENGATASI BOCOR PADA DAK & REKOMENDASI JENIS WATERPROOFING

Gaya arsitektur modern membuat penggunaan atap dak makin marak. Dibanding atap lainnya, atap yang berbentuk dak beton memang lebih multifungsi, karena dapat digunakan untuk berbagai hal, seperti area jemur, roof garden, dan sebagainya.

Walaupun terbuat dari beton yang kuat, atap beton tetap rawan terhadap kebocoran, seperti atap lainnya. Bocor pada dak umumnya disebabkan oleh dua hal, yakni dak beton retak dan adanya genangan air pada dak. Hal ini dapat diobati, dengan cara yang tak terlalu rumit.

1. Dak Bocor karena Retak

Retak pada dak beton ini bisa hanya di plesteran, bisa pula terjadi sekaligus pada betonnya. Penyebabnya bermacam-macam. Yang paling sering terjadi adalah karena proses pembuatan dak yang kurang baik.

Idealnya, saat membuat dak, beton harus mengalami masa curing (perawatan) selama 14-21 hari, agar ia tidak mudah retak. Selain itu, sebelum diplester atau dilapisi dengan penutup lantai lainnya—seperti ubin—dak beton baiknya dilapisi dengan waterproofing jenis cement based. Waterproofing jenis cement based ini biasanya terdiri dari dua komponen, dan tidak tahan terhadap matahari. Namun ia dapat digunakan untuk dak, karena nantinya dak beton akan dilapisi lagi oleh plesteran ataupun penutup lantai lainnya.

Retak dapat pula diakibatkan komposisi cor beton kurang sempurna, misalnya kebanyakan pasir atau batu split. Bisa juga terjadi akibat saat beton belum kuat (belum kering sempurna), beton mendapat beban yang melebihi kapasitas/daya dukung pelat beton tersebut.

Jika yang retak adalah plesteran saja, cukup lapisi lagi dengan menggunakan adukan semen untuk pelesteran, lalu gunakan waterproofing yang terbuat dari bahan polyurethane (PU).  Jangan lagi menggunakan waterproofing berbasis semen karena jika terekspos matahari, semen mudah retak.

Jika hanya sedikit yang retak, bisa diatasi dengan menutup area retaknya saja dengan menggunakan bantuan kassa dan waterproofing. Jika retak sudah mencapai beton, maka beton harus “disembuhkan” terlebih dahulu dengan menutup retakan itu.

Beberapa kontraktor menyarankan untuk menggunakan adukan beton yang dicampur dengan cairan additif sehingga dapat masuk ke celah yang retak. Namun sebaiknya gunakan bahan khusus pengisi retak beton yang biasanya dibuat dari material epoxy. Agar cairan bisa masuk, gunakan gerindra untuk membentuk “corong” di mulut retakan. Jangan membobok beton dengan palu karena retak bisa bertambah lebar. Setelah tertutupi, lapisi lagi dak dengan waterproofing, lalu lapisi dengan plester.

Baca Juga:: Masalah Atap Bocor Tak Kelar-Kelar? Jangan Salah Pilih Pelapis!

2. Air Menggenang di Dak, Lama-lama Netes

Air menggenang dapat disebabkan dua hal. Yang pertama karena adanya sumbatan pada saluran buang (drainase), misalnya karena ada sampah. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh kemiringan atau levelling plesteran dak yang tidak benar.

Idealnya, dak memiliki kemiringan sekitar 2 persen sehingga jika hujan turun, air tidak menggenang di permukaan dak. Air yang menggenang lama-kelamaan akan mencari celah untuk turun ke bawah dan akhirnya dak bocor.

Satu-satunya jalan agar air tidak menggenang adalah dengan meratakan lagi permukaan dak dengan plesteran. Jika sebelumnya tidak menggunakan waterproofing,  bisa melapisi bagian atas plesteran dengan menggunakan waterproofing jenis polyurethane (PU). Jangan menggunakan waterproofing cement base di atas plesteran karena jenis ini tidak tahan terhadap eksoposur matahari.

Bersihkan secara berkala saluran drainase dak dari sampah, termasuk saluran (pipa) vertikal yang menuju ke pembuangan di bawah.

Dak yang bocor terutama karena retak, sebaiknya segera diperbaiki karena semakin lama, retakan akan semakin membesar dan semakin sulit untuk diperbaiki.nLakukan pengecekan berkala terhadap dak beton, terutama sebelum musim hujan.

Baca Juga: Perbaiki AC Tidak Dingin, Berisik, & Bocor Tanpa Tukang Servis

Waterproofing akrilik ini cocok digunakan untuk dinding yang terekspos oleh matahari langsung.

MENGATASI BOCOR PADA DINDING & REKOMENDASI JENIS WATERPROOFING

Dinding punya peran cukup penting dalam sebuah bangunan. Kehadirannya tak hanya sebagai pelindung namun juga sebagai pemercantik tampilan rumah. Namun, bagaimana bila terdapat rembes pada dinding? Berikut beberpa penyebab dan cara mengatasinya.

1. Bocor setelah Tetangga Meningkat Rumah

Posisi rumah yang berdempetan dengan rumah tetangga kadang memang menimbulkan beberapa masalah, terutama masuknya rembesan air dari celah dinding yang berbatasan dengan tetangga. Biasanya ini terjadi di perumahan yang kondisi dinding rumahnya menempel satu dengan yang lainnya, atau di rumah padat penduduk.

Perbedaan struktur dinding, bisa menjadi penyebabnya. Terlebih bila tingginya berbeda, misal rumah kita 2 lantai, rumah tetangga 3 lantai. Hal ini mengakibatkan dinding rentan sekali akan rembes. Perbedaan struktur antar dinding juga membuat muai susutnya tidak sama 100% sehingga terjadi keretakan.

Bila kedua dinding sejajar dan posisinya ada di bawah ujung penutup atap, tutup celah yang terjadi antara 2 dinding dengan menggunakan campuran 1 bagian semen + 3 bagian pasir + air secukupnya.

Buatlah talang air di bagian atas dinding. Prosesnya seperti membuat talang datar, yang diletakkan di pertemuan 2 genteng. Talang datar ini berfungsi sebagai penampung air dari kedua genteng. Dengan adanya talang datar tersebut maka air tidak langsung jatuh ke pertemuan 2 dinding.

Namun, bila hanya diperbaiki dengan semen, ada risiko terjadi keretakan kembali. Gunakan waterproofing dengan bahan akrilik yang ditambah dengan serat atau kasa. Serat ini berfungsi sebagai penguat agar dinding tidak mudah retak kembali. Waterproofing akrilik ini cocok digunakan untuk dinding yang terekspos oleh matahari langsung.

Gunakan material yang elastis sebagai sealent berbahan polyurethane yang dapat digunakan untuk pengisi celah di beton.

Baca Juga: Semen Pelapis Anti Bocor dan Anti Rembes Andalan Tukang yang Sangat Mudah Diaplikasikan

2. Bocor karena Dinding Retak Rambut dan Retak Struktural

Retak rambut adalah retak yang terjadi di dinding dengan ukuran sekitar 1 mm. Meskipun kecil, biasanya jumlah retak rambut pada bangunan cukup banyak dan berpotensi menjadi retakan yang lebih besar.

Retak rambut termasuk retak nonstruktural (bukan pada struktur). Umumnya diakibatkan komposisi plesteran (adukan semen, pasir, dan air) yang tidak dalam takaran yang tepat atau terlalu banyak pasir atau semen.

Retak rambut ini akan membuat air dapat dengan mudah menyusup ke dalam dinding dan menimbulkan bercak ompol. Bila dinding sudah disusupi air, maka jamur akan hinggap dengan mudah dan menyebabkan bau tidak sedap.

Berbeda dengan retak rambut, lebar retak struktural biasanya cukup besar (lebih dari 2mm). Keretakan pada dinding ini memungkinkan air masuk dalam volume yang besar.

Bila rembesan air disebabkan oleh adanya keretakan pada dinding bagian luar rumah, maka proses perbaikan harus difokuskan pada bagaimana mengatasi dan memperbaiki keretakkan dinding luar rumah.

Tambal bagian yang retak menggunakan acian dari campuran semen dan air atau bahan aditif lain. Setelah acian mengering, sapukan pelapis anti-bocor (waterproofing) pada dinding luar dengan menggunakan waterproofing berbahan dasar acrylic.

Sementara untuk dinding struktural, buka lapisan semen yang mengalami retak dengan cara di-ketrek. Lalu siram pemukaan dinding dan diamkan beberapa menit. Kemudian, tambal bagian yang retak dengan acian dari campuran semen dan air atau bahan aditif lain. Setelah itu, lapisi dengan waterproofing. Bila retakan sudah cukup serius, lakukan perbaikan dengan merenovasi konstruksi fisik bangunan rumah.

Bagaimana dengan dinding bagian dalam yang terlanjur lembap? Langkah yang harus dilakukan adalah membobok plesteran dinding yang terkena bocor atau rembes lalu memplester ulang. Bila plesteran sudah benar-benar kering, lapisi dinding dengan cairan waterproofing atau cat dasar yang mengandung zat anti alkali, baru dicat.

Untuk mengatasi dinding bergelembung dan tidak tahu di mana sumber dari bocor tersebut, kupas keseluruhan dinding sampai bertemu acian. Coating atau lapisi dengan menggunakan waterproofing yang berguna untuk mengatasi kelembapan.  Bila sudah, kemudian cat kembali dindingnya.

Baca Juga: Pilih Tukang Harian atau Tukang Borongan?

Waterproofing berbahan dasar semen tidak cocok digunakan untuk retak apada plesteran nok.

MENGATASI BOCOR DI NOK DAN GENTENG & REKOMENDASI JENIS WATERPROOFING

Wuwungan atau nok merupakan area tertinggi dari atap rumah. Pada area ini air hujan pertama kali menerpa atap rumah. Oleh sebab itu, area ini bisa dibilang paling rentan terjadi kebocoran.

Karpus atau dudukan nok yang terbuat dari plesteran semen rentan menjadi penyebab kebocoran. Terlebih jika saat pemasangan, posisi nok dibuat terlalu tinggi dari genteng teratas sehingga semen juga menjadi tebal. Pengaplikasian semen yang tebal serta tidak rapi berisiko retak di kemudian hari. Keretakan inilah yang menjadi celah masuknya air hujan.

Sementara itu, secara garis besar, ada 2 hal yang membuat atap genteng rentan terkena masalah bocor. Pertama, kemiringan atap yang terlalu landai. Idealnya, derajat kemiringan atap harus 30—40. Jika terlalu landai rentan bocor, terlalu curam pun genteng mudah lepas. Kedua, pemasangan rangka yang tidak rata, rangka tidak mampu menahan beban penutup atap, atau rangka rusak sehingga atap bermasalah.

1. Bocor karena Dudukan Nok Retak

Plesteran untuk nok merupakan sumber terbesar penyebab kebocoran di titik ini. Kualitas pelesteran yang kurang baik juga menjadi penyebab keretakan. Plesteran yang tidak sempurna dapat membuat area ini retak dan nok mudah terlepas.

Cara mengatasinya, tambal area yang bocor dengan menggunakan waterproofing yang berbahan dasar akrilik beserta serat (kasa)1 lapis karena pada area ini terpapar sinar matahari langsung. Jangan gunakan waterproofing berbahan dasar semen karena mudah retak.

Jika kerusakan cukup parah, sebaiknya segera ganti pelapis atap. Jika penyebabnya adalah pelapis tidak sesuai dengan kemiringan atap, pilih pelapis yang sesuai.

Pelapis lembaran mimiliki kemiringan atap yang lebih fleksibel (bisa curam, bisa landai). Jika ataprumah kemiringannya kurang dari 30 derajat, sebaiknya ganti dengan genteng lembaran.

2. Bocor karena Genteng Pecah/Melorot

Genteng pecah bisa jadi disebabkan karena genteng tertimpa benda seperti kejatuhan buah atau batang pohon. Bila sudah begini, perbaikan yang bisa dilakukan tergantung dari kondisi genteng yang pecah tersebut.

Jika genteng sudah rusak parah maka lakukan penggantian dengan yang baru. Genteng yang sudah lama biasanya juga sudah mulai terkikis pelindungnya sehingga bisa menjadi penyebab kebocoran.

Dalam keadaan darurat, bisa dilakukan penutupan bagian genteng yang pecah tersebut dengan plastik atau terpal terlebih dahulu agar air hujan tidak masuk. Namun jika genteng hanya retak, masih bisa mengakalinya dengan mengaplikasikan tambalan atau waterproofing dan serat fiber.

Gunakan waterproofing bitumen membrane yang sudah ada adhesifnya. Bentuknya seperti double tape yang sudah ada perekatnya sehingga praktis dalam penggunaannya.

Cara Mencegah Nok Bocor

  • Pastikan genteng sudah terpasang rapi.
  • Sebaiknya gunakan pelapis aluminium foil/ plastik untuk menutup bagian wuwungan atau nok sebelum dipasang.
  • Pastikan posisi genteng nok tidak terlalu jauh dari genting agar lapisan semen tidak terlalu tebal.
  • Lapisi semen karpus dengan waterproofing, untuk mengantisipasi retaknya semen karpus di kemudian hari.

MENGATASI BOCOR PADA PERTEMUAN DINDING DAN ATAP & REKOMENDASI JENIS WATERPROOFING

Kebocoran di area pertemuan dinding dan atap biasanya disebabkan oleh komposisi plesteran yang terlalu banyak pasir. Hal ini membuat plesteran di pertemuan antara tepi genteng dengan dinding retak, terlepas bahkan hancur saat terkena hujan. Faktor cuaca ekstrem juga bisa membuat plesteran retak. Terlebih bila pertemuan ini tidak dilapisi waterproofing.

Jika area ini sudah retak, maka harus dibuat ulang. Berikan campuran 1 bagian semen + 3 bagian pasir + air secukupnya, di sepanjang pertemuan genteng dan dinding. Diamkan selama 2 hari hingga kering. Setelah kering, lapisi dengan waterproofing jenis akrilik, yang ditambah dengan serat kassa. Pastikan area ini tidak terkena air selama satu hari penuh.

Baca Juga: Genteng Keramik, Solusi Atap Bocor di Daerah Tropis, Cek Keunggulannya!

Ukuran dan pemasangan talang yang tepat akan mencegah talang kelebihan kapasitas penyebab bocor.

MENGATASI TALANG AIR BOCOR & REKOMENDASI JENIS WATERPROOFING

Pemasangan yang tepat akan mencegah talang kelebihan kapasitas yang bisa menyebabkan bocor.

Talang air berfungsi sebagai tempat mengalirnya air hujan dari atap menuju tanah. Posisi talang yang berada di bagian pinggir atap membuat area ini kini banyak dimodifikasi menjadi berbagai macam bentuk mengikuti tren bentuk bangunan yang ada.  Bukan cuma bentuk, material talang pun kini banyak macamnya. Yang paling banyak digunakan antara lain seng dan pipa.

Talang air ini tak jarang menjadi salah satu area rumah yang mengalami masalah bocor. Salah satu penyebab talang bocor adalah talang tidak cukup menampung beban air hujan. Akhirnya air merembes dan jatuh tidak melalui pipa pembuangan. Lalu bagaimana mengatasinya? Ini dia beberapa solusi sederhana untuk mengatasi masalah kebocoran talang air.

Solusi Untuk Talang Seng di Jurai Bocor

Penyebab kebocoran pada talang seng biasanya karena bahan ini rentang berkarat.

Talang seng yang diterpa panas matahari dan air hujan secara terus menerus bisa berkarat dan timbul lubang. Lubang akibat karat inilah yang menjadi jalan masuknya air.

Cara mengatasinya, bila talang seng sudah berkarat lakukan penggantian. Pastikan talang memiliki kemiringan yang pas agar air bisa mengalir lancar. Bila terdapat sambungan, aplikasikan karet pelindung agar air tidak bisa menembus sambungan.

Solusi Bocor karena Retak pada Talang di Pertemuan Atap

Talang di pertemuan antar atap biasanya terbuat dari beton. Bila terjadi bocor, penyebabnya bisa jadi karena komposisi material beton tidak pas sehingga timbul retak. Penyebab lainnya adalah ukuran talang beton yang kurang besar sehingga tidak mampu menahan air yang masuk.

Idealnya, ketika dibuat, talang dilapisi dengan waterproofing, namun jika sudah terlanjur dan ada retak, lakukan cara yang sama dengan membetulkan dak beton.

Sebaiknya lapisi talang beton dengan waterproofing jenis cement base. Namun jangan lupa untuk melapisinya kembali dengan plesteran karena cement base tak tahan terhadap eksposur. Saat mengaplikasikan waterproofing pastikan permukaan talang dalam keadaan kering dan bersih.

Mengatasi Bocor karena Air Menggenang di Talang

Idealnya, bentuk talang beton dibuat tidak menyiku pada bagian dalam, karena bagian yang menyiku tersebut akan membuat air menggenang dan menimbulkan kantong air. Inilah yang kemudian membuat talang beton bocor.

Cara mengatsai, buat bentuk agak melengkung pada bagian dalam talang, bisa dengan menggunakan plesteran agar talang terhindar dari risiko kebocoran. Melengkungkan ujung talang juga bisa dilakukan dengan karpet hitam. Namun langkah ini bersifat sementara karena bocor bisa terjadi lagi bila karpet talang tidak rapat. Karena terbuat dari karet, karpet juga rentan rusak.

Adakalanya bocor bisa juga disebabkan karena pipa talang vertikal (yang terbuat dari PVC) bocor dan menyebabkan pembuangan menjadi tak lancar, dan akhirnya terjadi bocor.

Talang berupa pipa yang bocor bisa jadi karena ada keretakan pada pipa. Retak ini bisa disebabkan karena ukuran pipa yang tidak cukup besar untuk menampung air. Kelebihan beban ini juga bisa terjadi karena ada banyak sampah misalnya dedaunan pada pipa.

Penyebab kedua adalah sambungan pipa yang renggang. Bila ada renggang sedikit saja, lama-kelamaan air bisa masuk dan merembes dan terjadi bocor.

Sebaiknya rutinlah membersihkan talang atau potong ranting pohon yang berada tepat di atas pipa. Bila ternyata ada retak pada pipa, sebaiknya lakukan penggantian pipa. Pastikan saat pemasangan tidak banyak sambungan pipa saat pemasangan. Hal ini untuk menghindari penyebab kebocoran talang lainnya, yakni sambungan yang lepas. Bila sambungan lepas, maka rekatkan kembali sambungan dengan perekat pipa.

Baca Juga: Cegah Lantai Bocor karena Naiknya Air Tanah dan Luapan Hujan

Gunakan sealent jenis polyurethane (PU) untuk kusen jendela kaca kaca aluminium, PVC, atau uPVC.

MENGATASI BOCOR PADA KUSEN

Masalah bocor di rumah bukan cuma soal atap saja. Air hujan juga bisa merembes masuk lewat celah-celah kusen yang renggang. Bila kusen terbuat dari mateial anti air misal aluminium dan UPV tentu masalahnya tidak berat. Tapi kalau kusen terbuat dari kayu, lama kelamaan kusen jadi lembap dan rayap pun datang. Masalahnya jadi berlipat!

Karena itu pastikan kusen bebas bocor dengan melakukan langkah pencegahan. Pertama, ukuran kusen haruslah pas dengan kaca. Bila kusen terbuat dari kayu, perhitungkan juga muai susut dari kayu. Kedua, lindungi bagian siku pada kusen dengan karet penutup untuk mencegah air masuk saat hujan. Namun, bisa juga bocor tetap terjadi meski hal tersebut di atas sudah dilakukan. Bebarapa penyebab dan sulosinya adalh sebagai berikut.

Air Mengalir Lewat Celah Kusen

Sambungan yang kurang baik pada bagian menyiku pada kusen dapat menyebabkan air hujan rembes. Air juga bisa masuk akibat tidak ada tali air pada kusen.

Saat membuat kusen sebaiknya buat tali air di bagian pinggir kusen agar air mengalir ke bawah, bukan ke dalam kusen. Tali air ini juga bisa mempercantik tampilan kusen.

Untuk mengatasi kusen bocor sebaiknya tambahkan karet penyekat di antara kusen dan kaca agar air tidak masuk ke dalam ruangan dan kusen. Untuk kusen dari PVC, aluminium, uPVC biasanya sudah dilengkapi dengan sealent, namun, jika tetap terjadi bocor di sana, itu artinya jenis sealent yang dipakai tidak sesuai.  

Sealent yang banyak dipakai adalah sealent jenis silikon yang biasanya dipakai untuk akuarium. Jenis ini kurang cocok dipakai di kusen karena mudah getas. Kenali, jika sealent berwarna bening dan berbau asam, itu artinya jenis sealent adalah silikon, maka gantilah dengan jenis polyurethane (PU).

Baca Juga: Atasi Pipa Bocor Penyebab Dinding Lembap, Cara Temukan Titiknya!

Ilustrasi pengaplikasian waterproofing dengan metode poles, pelapis kedap air untuk lantai dan dinding interior.

MEMILIH JENIS WATERPROOFING YANG TEPAT UNTUK MENGATASI BOCOR

Beragam jenis watrerproofing dapat ditemukan di supermarket bahan bangunan. Nah, agar tak bingung, berikut tips  memiih waterproofing yang tepat untuk mengatasi bocor.

  • Bahan dasar waterproofing itu berbeda-beda, ada cement based, akrilik, dan polyurethane (PU). Cement based umumnya terdiri atas dua kompenen, cairan dan bubuk yang mirip semen, sementara akrilik dan PU umumnya terdiri dari satu komponen dan bentuknya menyerupai cat.
  • Masing-masing waterproofing tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Karena itu, untuk menentukan waterproofing mana yang harus dipakai, pastikan dulu area mana dan di mana yang akan dilapisi waterproofing. Untuk area yang digenangi air, seperti kamar mandi, kolam renang, atau kolam ikan, gunakan waterproofing cement based. Sementara, untuk area yang terekspos matahari langsung, seperti genting, nok, dan dinding luar, gunakan waterproofing berbahan dasar akrilik.
  • Karena bahan dasarnya semen, waterproofing cement based sebaiknya tidak digunakan untuk area yang langsung terekspos sinar matahari seperti dak yang tidak diplester, nok, dan sebagainya. Jika memaksa menggunakannya, waterproofing tidak bisa berfungsi maksimal karena jenis ini mudah retak.
  • Dari segi harga, akrilik relative lebih mahal dibanding cement based. Di pasaran, untuk 20kg waterproofing akrilik, harganya sekitar Rp700.000. Sementara, kalau cement based, untuk 25kg harganya sekitar Rp300.000. Namun, lagi-lagi, jangan lihat harganya, namun lihat fungsinya.
  • Jika menggunakan waterproofing jenis cement based, dianjurkan lakukan dua kali pelapisan dan diaplikasikan secara menyilang (lapisan pertama dan kedua berbeda arah sapuan). Sementara waterproofing akrilik, boleh diaplikasikan sekali dengan arah yang lebih bebas.

Baca Juga: Atasi Bocor Lantai dan Dinding Interior Lebih Mudah dengan Metode Poles

Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook Ranah Rumah, Instagram @ranahrumahcom

(*)