6 Langkah Mewujudkan Home Theatre dengan Kualitas Setara di Bioskop

Menghadirkan home theatre sebagai tempat hiburan di rumah makin jamak dilakukan di masa sekarang. Tak sekadar memilih perangkat audio video yang canggih, faktanya treatment ruangan memegang peranan hingga 70% untuk kualitas home cinema room ini agar tak kalah dengan bioskop.  

Bukan seperti ruang TV biasa, inilah 6 langkah mewujudkan home theatre dengan kualitas setara di bioskop. (Ilustrasi Foto: Pexels)

Ranahrumah.com – TIPS & TRIK | 6 langkah mewujudkan home theatre dengan kualitas setara di bioskop.

Home Theatre atau home cinema room bukanlah ruang TV biasa, karenanya ada hal-hal tertentu yang mesti dipenuhi agar tercipta “bioskop rumah” yang berkualitas sesuai yang diinginkan. 

Dalam sebuah talkshow “Audio-Visual and Design Integration” yang diadakan oleh BenQ Indonesia bersama Focal Powered by Naim Indonesia yang menggandeng Arsitek Ren Katili dari Studio ArsitekTropiS, terungkap perlunya berbagai aspek yang harus dipersiapkan dari awal untuk menghadirkan atau membuat home theatre atau home cinema room yang berkualitas.

Selain masalah instalasi atau perkabelan yang sering membuat repot vendor (arsitek, kontraktor, desain interior, lighting, dan perusahaan penyedia audio video), faktor kenyamanan (suara maupun visual) memegang peran penting keberhasilan sebuah home cinema room atau home theatre ini. 

Treatmen ruang menjadi hal utama terciptanya sebuah home theatre yang berkualitas dalam menghasilkan audio dan visual. “Kesiapan ruang (yang sudah di-treatment dengan benar itu mempengaruhi hingga 70% keberhasilan sebuah home theatre,” ujar Imelda, Marketing Director of Focal powered by Naim Indonesia)

Karenanya ia mengatakan, begitu pentingnya koordinasi dari awal dengan pihak arsitek dan kontraktor. Bahkan arsitek Ren Katili mengatakan, koordinasi itu seharusnya dimulai sejak pembuatan gambar rancangan rumah. Namun, faktanya, Ren tak memungkiri, jika masih jamak terjadi keinginan atau penyelesaian home theatre itu terjadi di akhir proyek, ketika rumah sudah jadi. Sehingga, harus dilakukan pembobokan sana-sini. 

Di samping itu, tak sedikit juga banyak pemilik rumah yang membeli “rumah jadi” dan kemudian ingin menambahkan home theatre sebagai ruang hiburan di rumah. Tak pelak lagi, berbagai penyiasatan termasuk bongkar dan bobok dinding harus dilakukan demi instalasinya.

Baca Juga: BenQ Indonesia bersama Focal Powered by Naim Indonesia Gandeng Arsitek dalam Penciptaan Home Cinema Room

Baca Juga: Menciptakan Hunian yang Lebih Berkelanjutan dengan Rumah Pintar

6 langkah mewujudkan home theatre dengan kualitas setara di bioskop. Material kayu atau fabric lebih direkomendasikan daripada kaca atau batu. (Ilustrasi Foto: Pexels)

6 Langkah Mewujudkan Home Theatre dengan Kualitas Setara di Bioskop

Hasil talkshow yang juga dihadiri oleh Erlina, Business Development Manager of BenQ Indonesia ini, dan beberapa referensi dari sumber tambahan, menghasilkan beberapa point yang perlu dipersiapkan dan dilakukan untuk mewujudkan home theatre yang berkualitas setara di bioskop. 

1. Perbedaan Home Theatre dan Ruang TV Biasa

Berbeda dengan ruang TV biasa, sebuah home theatre menggunakan set speaker yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan suara yang berasal dari TV atau proyektor  dengan cara yang sangat mirip dengan apa yang terjadi di bioskop.

Sebagian besar home theater memiliki enam speaker: dua di tepi, dua di samping, pusat, dan yang terakhir dikenal sebagai subwoofer.

Speaker di tepi harus dipasang tinggi, rata dengan langit-langit dan secara diagonal di seberang TV/layar.  Jadi, mereka biasanya ditempatkan di belakang sofa.

Kotak samping, seperti namanya, berada di sisi layar, menghadap penonton. Mereka dapat dipasang di dinding atau hanya ditempatkan di atas rak.

Speaker tengah, pada gilirannya, harus diletakkan di bawah TV/layar, sedangkan subwoofer harus diletakkan di lantai di sebelah layar.

Baca Juga: WiZ Smart Lighting: Merek Lampu Baru untuk Hunian Pintar Kaum Digital Savvy

Baca Juga: Mengenal Material Akustik untuk Bikin Audio Home Theatre Terdengar Natural

2. Jaga Kualitas Akustik

Dengan semua peralatan suara ini, isolasi akustik harus terjaga. Untuk ini, pilih bahan yang melindungi suara. Salah satu tipsnya adalah menggunakan panel kayu di dinding, selain eternit, yang bahkan bisa digunakan di langit-langit.

“Bahan kayu atau fabric adalah pilihan paling baik untuk home cinema room agar menjaga akustik. Hindari material kaca atau batu,” tambah Imelda. 

3. Rencanakan Penggunaan Warna

Warna netral dan gelap lebih disukai untuk home theater, justru karena menciptakan kembali konsep bioskop di rumah. Dalam hal ini, warna seperti hitam, abu-abu, biru tua, cokelat dan hijau tua termasuk favorit. Warna-warna ini juga membantu membuat lingkungan menjadi lebih gelap, seperti di film-film.

4. Tata Ruang

Imelda menyarankan ruang ideal untuk home theatre adalah tidak berbentuk bujur sangkar. Bentuk yang tidak bujur sangkar ini akan mempengaruhi kualitas suara/audio. 

Selain itu, sangat penting untuk merencanakan tata letak dan penataan furnitur dan peralatan di dalam home theater. Sofa harus selalu menghadap ke layar dan, sebaiknya, di dinding di seberang jendela dan pintu.

Jaga agar area tengah tetap bersih untuk memastikan sirkulasi dan kenyamanan. Ingatlah bahwa dalam kegelapan bioskop seseorang dapat tersandung dan melukai diri mereka sendiri pada furnitur dan benda-benda lain.

Baca Juga: Mengenal TV AQUOS XLED dan AQUOS TRU Seri Terbaru dari Sharp

Baca Juga: Samsung TV AI Neo QLED 8K Jadikan Standar Baru Menonton TV

6 langkah mewujudkan home theatre dengan kualitas setara di bioskop. Merupakan hal penting adalah mengukur proporsi layar dalam ruang dan kedekatannya dengan sofa. (Ilustrasi Foto: Pexels)

5. Sorot ke Layar

Selain suara, layar atau TV tentunya juga penting untuk home theater.

“Kita dapat mendapatkan televisi biasa atau proyektor jika menginginkan sesuatu yang lebih besar dan lebih seperti bioskop. Yang terpenting adalah selalu menilai proporsi layar dalam ruang dan kedekatannya dengan sofa, “ ujar Erlina. 

Beberapa sumber menemukan ukuran layar yang ideal, kalikan jarak antara sofa dan TV/layar dengan 21. Misalnya sofa berjarak tiga meter dari televisi, lalu kalikan 3 dengan 21, hasilnya 63, berarti ukuran maksimum TV harus 60 inci, paling mendekati hasilnya.

6. Kabelnya

Jangan sampai dekorasi home theater kita kacau hanya karena kabel longgar yang tergeletak di sekitar ruangan. Selain akan terlihat tidak rapi, mereka juga berbahaya, karena kabel yang kendor bisa menyebabkan kecelakaan. Jadi temukan cara untuk menyembunyikan semuanya.

Untuk menyembunyikannya dapat gunakan panel atau bahkan saluran threading. Tabung logam juga merupakan pilihan yang baik, terutama jika kita menginginkan estetika gaya industri.

“Dan saat ini pun teknologi sudah canggih, hardware audio video pun saat ini bisa “disembunyikan” misalnya, di plafon, dan saat mau digunakan baru diturunkan. Jadi ketika sedang tidak dipakai, ruangan tetap terlihat rapi dan bersih,” tutup Imelda. 

Baca Juga: Inovasi TV LG di Pasar Indonesia: OLED C4 dan QNED89 Debut di CES 2024

Baca Juga: 4 Koleksi Media Penampil LG untuk Bisnis & Belajar Mengajar

#inforanahrumah #tipsranahrumah


Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook Ranah Rumah, Instagram @ranahrumahcom