7 Prediksi Tren Konsumsi di Tengah Ancaman Resesi 2023

Tren konsumsi karena resesi terangkum dalam hasil survei DBS Group Research yang mengamati perubahan perilaku belanja konsumen kepada lebih dari 700 responden Indonesia dari berbagai kelas pemasukan pada November 2022.

Pengeluaran harian menjadi prioritas dan pengeluaran diskresioner di urutan terbawah.

5. Konsumen–utamanya kelas menengah dan menengah ke bawah–mengambil sikap defensif untuk menghadapi dampak inflasi dan kenaikan harga

“Menabung lebih banyak, mengeluarkan uang lebih sedikit” (save more, spend less) menjadi langkah yang diambil untuk menghadapi situasi. Hal ini disertai dengan pilihan mencari alternatif barang yang lebih murah atau meningkatkan pendapatan. Setengah dari responden akan mengambil langkah save more,spend less tersebut, sedangkan sisanya terpecah menjadi penggunaan barang yang lebih murah (19%), investasi untuk hasil yang lebih tinggi (20%), serta pencarian pendapatan yang lebih besar dan pemasukan tambahan (10%).

Selain itu, hampir setengah dari masyarakat kelas menengah ke atas yang mencari pendapatan lebih tinggi dalam merespons inflasi. Mereka berinvestasi untuk keuntungan lebih besar (30%), mencari pendapatan yang lebih tinggi dan pemasukan tambahan (15%), dan sisanya tidak akan melakukan apapun terlepas adanya inflasi (2%).

DBS Group Research melihat konsumen kelas menengah ke atas memiliki disposable income yang lebih tinggi dan keleluasaan untuk berinvestasi sebagai jalan menghadapi inflasi sehingga mereka tidak perlu mengubah gaya hidupnya. Di sisi lain, masyarakat kelas menengah dan kelas menengah ke bawah memiliki disposable income terbatas sehingga perlu lebih banyak menabung dan menyesuaikan pengeluaran. 

6. Pengeluaran harian menjadi prioritas dan pengeluaran diskresioner di urutan terbawah

Sebagai pengeluaran sehari-hari, BBM dan bahan makanan tetap menjadi prioritas konsumen di atas hal-hal lain terlepas keduanya mencatatkan peningkatan harga tertinggi. Hal ini diikuti dengan pengeluaran rumah tangga lainnya seperti sewa rumah, cicilan, serta produk perawatan rumah dan pribadi.

Tren ini serupa di semua kelas dengan kelas menengah ke atas yang turut mengutamakan investasi dibanding kelas-kelas pemasukan lain. Untuk pengeluaran diskresioner (discretionary spending) seperti rekreasi, belanja, dan makan di luar menjadi prioritas terakhir. 

7. Konsumen cenderung memilih alternatif yang lebih murah untuk kebutuhan pokok sambil mengurangi pengeluaran non-pokok

DBS Group Research mendapati responden memiliki tendensi untuk menggunakan barang alternatif dengan harga yang lebih murah dibandingkan harus mengurangi frekuensi penggunaan kebutuhan pokok (bahan makanan serta produk perawatan rumah dan pribadi). Hal ini juga berlaku untuk pengeluaran rumah tangga serta BBM atau biaya transportasi. Untuk kebutuhan non-pokok (makan di luar, rekreasi, dan pakaian), tidak masalah bagi konsumen mengurangi intensitasnya sehingga terlihat bahwa mereka memilih kualitas dibanding kuantitas. 

Hasil yang cukup berbeda terjadi pada kelas menengah ke atas di mana mereka memilih untuk mengurangi frekuensi penggunaan kebutuhan pokok dibanding mencari alternatif yang lebih murah. Karena itu, DBS Group Research menyimpulkan masyarakat kelas tersebut telah memiliki standar kehidupannya sendiri dengan kualitas yang tidak dapat dikompromi.

Baca Juga: Perangkat Dapur Pintar untuk Dapur Masa Kini yang Makin Fleksibel