Penulis: James Puddle, Head of International Residential, South East Asia, JLL
Ranahrumah.com – INSIGHT | Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran besar di kalangan pembeli properti Asia Tenggara. Apa yang dulunya merupakan domain eksklusif kaum superkaya kini menjadi strategi umum yang mencakup gaya hidup, perencanaan pendidikan, dan pelestarian kekayaan. Warga Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Filipina semakin mencari pasar di luar negeri untuk mengamankan rumah kedua dan aset investasi di destinasi luar negeri.
Penerimaan yang cepat terhadap sistem kerja hibrida telah menjadi katalisator. Tidak lagi terikat dengan kantor lima hari seminggu, banyak profesional dan keluarga telah mengalihkan perhatian mereka ke tempat peristirahatan di pesisir dan surga pegunungan. Diperkirakan bahwa permintaan global untuk rumah kedua telah meningkat sepertiga dalam beberapa tahun terakhir, dengan pembeli Asia-Pasifik menyumbang sekitar seperempat dari prospek baru di bidang ini. Di Singapura, pencarian rumah liburan di platform panduan PropertyGuru melonjak 28 persen pada paruh pertama tahun 2024, karena penduduk kota mencari liburan akhir pekan yang mudah (PropertyGuru Guides).
Namun, gaya hidup saja tidak cukup. Pendidikan tetap menjadi pendorong utama. Proyek kondominium off-plan di Melbourne dan Brisbane secara rutin terjual habis dalam hitungan hari, terutama didorong oleh permintaan dari keluarga Singapura dan Malaysia yang ingin mendapatkan akomodasi bagi mahasiswa di universitas-universitas top Australia. Lebih dari 30 persen unit off-plan di kota-kota besar Australia telah dipesan terlebih dahulu oleh investor Asia pada tahun 2024, menurut ruang berita Juwai News. Perpaduan antara pembelian properti dan perencanaan pendidikan ini menggambarkan pola pikir jangka panjang pembeli saat ini.
Pada saat yang sama, pelestarian kekayaan di masa yang tidak menentu merupakan daya tarik yang kuat. Ketegangan geopolitik dan volatilitas mata uang telah mengarahkan investor ke aset yang stabil dan menghasilkan pendapatan. Yen Jepang, yang diperdagangkan mendekati level terendah dalam beberapa dekade, telah memungkinkan pembeli Singapura untuk mendapatkan apartemen hak milik di Tokyo dengan harga lebih dari 6 persen lebih rendah dalam yen dari tahun ke tahun, menurut angka yang dipublikasikan di portal REINS English. Pasar Eropa juga telah menunjukkan ketahanan. Portugal mencatat kenaikan harga perumahan sebesar 7,1 persen pada Q1 2024, yang memperkuat daya tariknya bagi mereka yang mencari tempat tinggal di UE melalui Visa Pendapatan Pasif D7 (Confidencial Imobiliário; SEF Portugal).
Faktor lain yang muncul adalah menjamurnya program visa yang terkait dengan properti. Di Uni Emirat Arab, investasi real estat senilai AED 750.000 atau lebih memenuhi syarat pembeli untuk mendapatkan “Visa Emas” jangka panjang, yang memberikan izin tinggal kepada investor dan keluarga mereka. Departemen Pertanahan Dubai menerbitkan puluhan ribu visa semacam itu setiap tahun (banyak untuk pemohon dari Singapura dan Malaysia), yang menggarisbawahi daya tarik izin tinggal yang fleksibel dan kehidupan yang hemat pajak (Departemen Pertanahan Dubai).
Pertimbangan budaya dan komunitas semakin membentuk permintaan. Investor Filipina dan Indonesia sering memilih Bali atau Phuket untuk rumah liburan yang mengakomodasi tradisi keluarga besar. Pengembang yang menawarkan tim penjualan berbahasa Melayu, ruang sholat di lokasi, dan clubhouse yang menyajikan hidangan yang sudah dikenal memperoleh keuntungan yang jelas. Di Singapura dan Malaysia, agensi terkemuka kini melibatkan konsultan budaya untuk memastikan materi pemasaran dan acara promosi benar-benar sesuai dengan pembeli regional.
Ke depannya, saya mengantisipasi permintaan yang meningkat untuk properti siap huni dengan penggunaan hibrida. Pembeli akan mencari pembangunan yang menggabungkan perumahan, potensi sewa jangka pendek, dan layanan pramutamu yang komprehensif. Mereka akan menghargai lisensi yang telah disetujui sebelumnya, teknologi rumah pintar, dan solusi manajemen yang dipimpin pengembang. Global Property Expo | Singapore 2025 (18–20 Juli) menyediakan platform unik untuk memenuhi kebutuhan ini, dengan mempertemukan para pengembang yang telah diperiksa untuk pembeli yang berminat, bersama para ahli hukum, real estat, dan penasihat keuangan di bawah satu atap untuk membahas masalah ini di atas panggung.

Tentang James Puddle
James Puddle memimpin International Residential untuk Asia Tenggara di JLL Singapura, yang menghubungkan investor dengan kekayaan bersih tinggi dengan pengembangan perumahan terkemuka di seluruh wilayah. Sebelum bergabung dengan JLL pada tahun 2023, ia mendirikan One Global Group, yang memperluas agensi pemasaran proyek butik dari Singapura ke Hong Kong, Malaysia, Timur Tengah, dan Afrika setelah hampir 12 tahun memasarkan properti perumahan Inggris kepada pembeli internasional. Ia adalah penyelenggara Global Property Expo mendatang di Singapura, 18-20 Juli 2025.(RR)
Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook RANAH RUMAH, Instagram @ranahrumahcom




