
Dalam studi virus di udara ini, larutan yang sangat pekat dari varian Omicron BA.1, strain yang bermutasi dari virus corona baru (SARS-CoV-2), disemprotkan ke dalam kotak uji 102L dalam bentuk aerosol dilanjutkan dengan melepaskan ion Plasmacluster (kepadatan ion sekitar 25.000 pcs/cm3) untuk memverifikasi efektivitas pengurangan virus di udara.
Hasilnya menunjukkan penurunan drastis dari titer infeksi virus (pengurangan 99,3% setelah 15 menit paparan), menunjukkan bahwa teknologi Plasmacluster sangat efektif melawan varian Omicron di udara yang bermutasi dan sangat menular.
Profesor Moriya Tsuji, Pusat Medis Irving Universitas Columbia mengatakan sejak tahun 2020, wabah COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 telah menyebar secara eksplosif ke seluruh dunia dan menjadi momok bagi umat manusia.
Virus tersebut masih menyebar sambil terus bermutasi untuk menghindari sistem kekebalan manusia, sehingga menjadi ancaman yang tak henti-hentinya bagi masyarakat dunia.
Selain vaksinasi, disarankan untuk menggunakan langkah-langkah perlindungan ekstra untuk mencegah infeksi yang menyebar luas oleh virus SARS CoV-2.
“Pada saat melakukan penelitian dengan varian Omicron yang sangat menular, kami harus memastikan faktor keamanan yang sangat memadai. Dalam penelitian ini, pengujian yang layak dapat dilakukan dengan ukuran maksimum kotak uji yang ditempatkan di lemari pengaman yang tidak bocor virus apa pun.
Hasilnya, kami dapat melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa ion Plasmacluster secara resistan mengurangi virus SARS-CoV-2 (varian Omicron) di udara. Merupakan keyakinan kuat bagi kami jika penerapan teknologi Plasmacluster sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi virus pernapasan dapat memberikan harapan besar bagi masyarakat di masa depan.”
Baca Juga: Saatnya Memulai Gaya Hidup Sehat di Rumah, Mudah Lho!



