
Adapun Dr. Munemasa Mori, peneliti utama dan asisten profesor fakultas kedokteran, pusat pengembangan manusia di universitas Columbia New York, USA yang ahli dalam pengobatan pernapasan dan penelitian sel induk beserta tim investigasi-nya telah memvalidasi efek teknologi Plasmacluster Sharp corporation.
Efek teknologi plasmacluster pada sel induk saluran napas manusia dapat mengurangi sekresi lendir saluran napas kental, yang biasa ditemukan pada pasien asma. Ini menunjukkan bahwa teknologi Plasmacluster dapat membantu meringankan masalah pernapasan, yang berhubungan dengan kondisi saluran napas seperti asma.
Sel epitel saluran napas melapisi permukaan luminal saluran pernapasan dari rongga hidung ke paru-paru. Epitel saluran napas berperan penting dalam pembersihan lendir dengan mengeluarkan zat asing melalui sekresi lendir, dari sel-sel sekretori dan pemukulan searah sel–sel bersilia motil.
Desain penelitian menganalisa efek ion pada saluran pernapasan, penjelasan singkatnya sel induk pada jaringan saluran pernapasan manusia pertama kali diinduksi untuk berdiferensiasi menjadi sel epitel bersilia dan sekretori selama satu bulan. Sel- sel yang dikultur membentuk struktur seperti lembaran dan kemudian terpapar ion Plasmacluster selama maksimal 24 jam.
Tim Dr. Mori tidak mengamati perubahan morfologis yang jelas pada sel atau tanda kerusakan sel. Sebaliknya analisis ekspresi gen kuantitatif menyarankan penurunan penanda terkait dengan lendir yang sangat kental terkait dengan gangguan pernapasan pada saluran pernapasan pasien asma dan peningkatan penanda terkait dengan protein sekretori halus yang terkait dengan lendir viskositas rendah yang membantu meningkatkan pernapasan. Perubahan ini dapat menyebabkan pengurangan gejala dengan meningkatkan sekresi lendir saluran napas, masalah yang biasa ditemui pada pasien asma.
Baca Juga: Sharp 110 Tahun, Mengubah Dunia dengan Teknologi 8K+5G dan AIOT



