
Ranahrumah.com – ARSITEKTUR | Mengenal Apa Itu LOFT: Berperan Fungsional Sekaligus Menigkatkan Estetika Ruang.
Punya peran ganda dalam kehadirannya, mewujudkan desain Loft perlu memerhatikan beberapa hal penting.
Devy Anggraeny, arsitek lulusan Arsitektur Brawijaya Malang, berpengalaman menjadi Direktur anak perusahaan desain ARKdesign, Indesign Domus (IDD). Devy punya pengalaman soal pengembangan dan renovasi, dan beberapa kali menanganani aparteman berkonsep loft. Penjelasan tenatng Loft ini dikutip dari tulisannya di Serial Rumah edisi Renovasi.
Loft merupakan cara paling efektif untuk menambah luas pada bangunan yang memiliki plafon yang tinggi. Keberadaannya juga menambah nilai estetika pada sebuah ruang. Pengertian loft merujuk pada dua kondisi yang berbeda. Yang pertama, loft yang mengarah pada gudang atas, tepat di bawah atap, yang sering disebut loteng. Yang kedua, mengarah pada loft apartemen berupa sebuah ruang terbuka di lantai atas dan tanpa sekat.
Kedua pengertian tersebut berawal dari keinginan memanfaatkan ruang yang memiliki atap atau plafon yang tinggi, yang apabila ditambahkan lantai di antara lantai dasar dan plafon, maka area tersebut bisa difungsikan sebagai ruang baru untuk bekerja atau tidur.
Biasanya dibuat secara sengaja sesuai konsep awal atau merenovasi dengan tetap memerhatikan kesan ruang atas dan bawah yang terintegrasi. Saat ini, keberadaan loft justru lebih dilihat dari segi estetika. Banyak yang sengaja menawarkan apartemen dengan konsep loft sebagai nilai jual.
Baca Juga: Renovasi Rumah 21/80 M2 Biaya Rp130 Juta, Ruang Keluarga Lebih Luas dan Fleksibel

sedangkan bagian bawahnya bisa untuk ruang makan atau ruang duduk. (Dok. Indesign Domus)
Skala dan Komposisi Ruangan
Skala dan komposisi ruangan merupakan hal terpenting pada konsep loft. Ketinggian plafon dari lantai dasar apabila dibandingkan dengan luas lantai yang ada, ditambah dengan luas ruang tambahan di lantai kedua harus seimbang.
Ketinggian minimum ruang dalam rumah atau apartemen yang masih dianggap nyaman adalah 2,4m. Sehingga minimal ketinggian plafon dari lantai dasar adalah 4,8m.
Apabila tinggi plafon di bawah 4,8m sebaiknya jangan dipaksakan untuk membuat loft karena akan memunculkan perasaan tidak nyaman dan tertekan bagi si pengguna. Sebaliknya, jika plafon terlalu tinggi juga tidak baik sebab akan membuat perasaan tidak nyaman pada area void, kecuali apabila ruangan yang ada memang sangat luas dan seimbang dengan ketinggian plafon. Ini sebabnya skala dan komposisi sangat penting pada konsep loft.
Baca Juga: Daftar Lengkap Ongkos Pekerjaan Tukang untuk Merenovasi Rumah, Panduan Bikin RAB Sendiri
Pembagian Fungsi Ruang
Komposisi ruangan harus ditentukan dari awal perencanaan konsep loft ini. Pada bagian tepi bangunan akan terbentuk area void dengan plafon tinggi yang biasanya diperuntukkan sebagai ruang bersama, misalnya ruang keluarga.
Sedangkan ruangan dengan plafon rendah di lantai dasar bisa menjadi ruang makan, ruang kerja, atau ruang tamu. Sedangkan pada lantai 2, dapat difungsikan sebagai ruang bermain, ruang belajar, ruang kerja, atau ruang tidur.
Perlu diperhatikan fungsi ruang yang ada di lantai atas. Karena posisinya terbuka atau tanpa sekat, maka sebaiknya difungsikan untuk ruang yang tingkat privasi tidak terlalu tinggi. Namun, jika memang sengaja ingin dimanfaatkan sebagai ruang tidur, bisa ditambahkan gorden untuk membatasi pandangan dari bawah. Pastikan pula bahwa ruang di bawahnya tidak difungsikan sebagai area publik karena tamu luar dapat langsung masuk ke area void tersebut.
Elemen Penting Pada Konsep Loft
Agar konsep loft dapat terwujud dengan baik, beberapa elemen pendukung harus diperhatikan.
1.Tangga dan Railing
Kedua elemen ini paling mencolok dalam konsep ruang loft. Area atas yang tanpa sekat tentu perlu railing untuk keamanan yang menerus dari bawah hingga ke area atas dan terlihat dari seluruh sudut ruang. Desain tangga dan railing harus disesuaikan dengan gaya ruang. Gaya modern minimalis cocok dengan desain railing garis-garis vertikal atau horizontal. Bisa tambahkan kaca agar pandangan tetap bebas dan lebih sempurna keamanannya. Sedangkan anak tangganya bisa menggunakan keramik, marmer, atau kayu.
2. Plafon
Desain plafon menjadi sangat penting karena area atas dan bawah akan memiliki plafon yang menerus dan luas. Pada area void dengan plafon yang cukup tinggi boleh didekorasi sebagai point of interest. Sebaliknya, jika plafon rendah, jangan banyak dekorasi karena ruang terlihat kurang nyaman
3.Dinding Area Void
Dinding pada area void kadang menjadi permasalahan karena biasanya terbentuk dinding yang cukup luas setinggi lebih dari 5m. Agar terlihat tidak kosong, diperlukan wall treatment agar dinding terlihat menarik, misalnya sebagian permukaan dinding diberi tekstur atau dilapisi warna berbeda.
4. Jendela yang Tinggi
Area void di ruang berkonsep loft, biasanya memiliki jendela yang cukup tinggi sehingga sangat baik untuk sirkulasi udara dan pencahayaan alami. Namun tingginya jendela juga harus disiasati, jangan membuat ruang terkesan penuh. Salah satu caranya adalah memakai gorden yang senada, tidak penuh corak, simpel namun elegan.
Dengan memerhatikan skala, komposisi ruangan, serta elemen-elemen interior yang penting dalam sebuah konsep loft, maka dapat dipastikan ruangan tersebut akan nyaman. Hal ini terjadi karena pencahayaan dan sirkulasi udaranya baik, menyatu, serta menimbulkan efek menyenangkan bagi penggunanya.(RR)
Cek berita tentang desain dan arsitektur dan ulasan inspiratif ranahnya rumah, gaya hidup. info properti di website www.ranahrumah.com, Facebook RANAH RUMAH, Instagram @ranahrumahcom



