
Ranahrumah.com – PROFIL | Kebutuhan spesifik jadi kunci keberhasilan desain. Inilah sebuah pernyataan taktis dari Yose Ferdian Damury. Enggan diwawancarai yang menyangkut pribadinya, Yose—demikian dia biasa dipanggil—lebih bersemangat menjawab pertanyaan menyangkut pekerjaannya sebagai arsitek dan karya-karyanya.
Je-Feriasthama, Biro Konsultan Desain dan Arsitektur yang digawanginya, menjadi salah satu tempat di mana Yose menghabiskan banyak waktunya bersama dengan sedikitnya 11 rekan kerjanya, yang semuanya terbilang relatif muda.
Merencanakan konsep desain untuk proyek residensial dan publik area menjadi kegitan utama di kantornya ini. Jika banyak biro konsultan lain mengerjakan sekaligus pekerjaan desain dan pekerjaan membangun, maka Yose lebih memilih fokus pada perencanaan desain saja.
“Bukan desain dan build. Fokus di perencanaan, kecuali kalau ada yang meminta. Ada kendala, saat di tahap mendesain, klien sangat percaya pada apa yang kita kasih. Tapi saat pelaksanaannya sebagai pemborong, jika memberi saran suka diartikan cuma cari keuntungan. Lebih dihargai orang saat melakukan perencanaan saja dan orang lain yang melakukan pembangunannya,” kata Yose memberi alasan.
Selain alasan itu, Yose juga tak ingin energinya terkuras untuk mengurus hal-hal demi kelangsungan proyek di lapangan. Jika suatu saat harus membangun (atas permintaan klien), Yose pun mengaturnya dengan kontrak kerja yang berbeda untuk 2 jenis pekerjaan itu.
Baca Juga: Pameran Desain Imersif Bertajuk “Life at The Cinema” Tandai Pembukaan Showroom ADDITION Living
Temukan Kebutuhan Spesifik
Saat melakukan pekerjaan desain, Yose selalu menemukan 2 hal yaitu adanya kebutuhan dan kondisi. “Saya enggak terlalu terikat pada tipologi bangunan, gaya bangunan, atau tren arsitektur. Jadi lebih sebagai mencari suatu pemecahan, menggunakan otak, otak-atik sesuatu dan mencoba membayangkan efek dan dampaknya,” jelasnya.
Menurut Yose, mendesain itu menantang berpikir di mana harus ada kerja sama yang baik antara arsitek dan kliennya. Idealisme arsitek terwujud dan kebutuhan owner terakomodasi. “Kalau saya ketemu proyek tapi enggak ada kejelasan atau saya enggak bisa menemukan satu ciri khas kebutuhan yang paling berbeda di proyek itu, maka akan sangat sulit bagi saya untuk mendesainnya,” kata Yose.
Proses menemukan kebutuhan unik si klien adalah momen terpenting dalam proses mendesain. Apa saja yang ada di kepala, sampai mimpi-mimpi konyolnya, seharusnya bisa diceritakan.
Keterbatasan dan Potensi
Yang dimaksud dengan ”kondisi” bagi Yose adalah sebuah keterbatasan atau potensi. Kondisi ini meliputi surrounding, lahan, kondisi keuangan, ekonomi, sosial. Ini menjadi sebuah analisa dan data yang akan diproses untuk dicarikan solusi-solusi.
“Tiap proyek kita coba menggali sebuah keterbatasan (lahan sempit, kebutuhan banyak) dan ini menjadi sebuah potensi. Bakalan akan ada desain yang unik. Kebayang, kan, kalau semuanya bebas, pasti tak ada keunikan di sana,’’ katanya.
Desain Publik Space dan Residensial?
Menurut Yose peran arsitek saat mendesain area publik lebih pada level yang skalanya lebih makro.
Bagaimana tahapan tata kotanya, wajah kawasannya. Hanya beda skala jika dibandingkan dengan mendesain rumah tinggal. Kalau rumah tinggal kita masuk pada sesuatu yang lebih detail atau mikro.
Di sini diperlukan pendekan personal yang lebih detail. “Bangunan publik atau komersial, standarnya sudah cukup jelas, yang dibutuhkan adalah bagaimana si arsitek membuat terobosan dari standarisasi. Mungkin ada peratauran daerah yang harus dipenuhi, tuntutan pengembang yang harus dipenuhi, kebutuhan dan kondisi inilah yang harus dicari dan digali,” tambah Yose yang hampir 80% proyeknya adalah berupa proyek area publik.
Baca Juga: Ketika Gaya Hidup Kerja Hybrid jadi Katalisator untuk Memilih Hunian yang Fleksibel
Baca Juga: Temukan Peluang Membeli Properti Hunian Internasional di Global Property Expo, Singapura
Tak Punya Gaya Tertentu
Progresif, demikian Yose menjelaskan tentang karya desainnya. “Terkait dengan kondisi kekinian yang ada. Tidak mengkhususkan diri pada satu gaya tertentu,” jelasnya.
Tentang hal yang sering menginspirasi desainnya, Yose menjelaskan bahwa pengalaman ruang yang pernah dia alami, itulah yang menginspirasinya. It is all about space. Yose bisa menghubungkan satu kebutuhan klien dengan satu ruang yang pernah dia alami. Seperti punya library mengenai pengalaman ruang di mana pun. “Kekuatan saya, sih, rasanya memang di situ,“ lanjutnya.
Tentang Arsitek Indonesia?
“Arsitek Indonesa bisa jadi inspirasi. Pemicu buat bisa berkarya lebih baik lagi. Yang perlu sedikit diperbaiki adalah lebih ke arah bagaimana mereka tidak terjebak dengan pengaruh-pengaruh dari arsitek luar atau isu-isu di luaran, yang akhirnya membuat kita kehilangan bentuk atau jati diri kita sendiri,” jelas Yose.
Menurutnya, harusnya arsitek Indonesia cukup bijak merespons budaya yang kita punya, potensi, lingkungan atau alam yang kita punya, dan sejarah yang kita miliki. Itu yang perlu dijaga atau diangkat. “Bukan artinya harus semua bangunan jadi tradisional. Jawa harus joglo, dan sebagainya. Tapi kita punya banyak budaya yang bisa digali menjadi sebuah karya arsitektur baru,” lanjutnya.
Yang kedua, lanjutnya, yang harus diperbaiki adalah profesi arsitek itu sendiri. Keberadaan arsitek di mata awam saat ini menurut Yose, arsitek belum sepenting dokter atau pengacara. Dengan kata lain, tanpa arsitek pun juga bisa.
Media bisa membantu menurut Yose, misalnya saat menulis tentang solusi ini dan itu, sebaiknya di situ disarankan, harus berkonsultasi kepada arsitek, yang bisa memberi saran lebih baik, sesuai apa yang mereka butuhkan.
Baca Juga: Mengenal Gaya Arsitektur Masjid Istiqlal dan Arti Namanya

Beberapa Penghargaan
- Penghargaan untuk kategori bangunan green design paling inovatif yang diadakan oleh Sentul City.
- Lima besar sayembara bangunan perpustakaan pusat UI, Depok.
- Sayembara karya desain Muka Gedung & Interior Gallery, Indogress, Banten, 2008. (RR)
Baca Juga: Tolok Ukur Arsitektur Berkelanjutan dan Tahan Bencana Versi SM Group
Baca Juga: Hunian Urban dengan Gaya Resor di Permukiman Padat
*) Tulisan pernah dimuat di Tabloid Rumah Edisi 209.
Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook RANAH RUMAH, Instagram @ranahrumahcom



