Kerajinan Tenun Metal dari Sumba Menyapa Dunia Modern

Instalasi Studio Hendro Hadinata.

Melilit, mengitari, memutar dan mengekor menjadi perwujudan dari instalasi “Dunia Bawah” yang merepresentasikan dunia dimensi ke 4 di bawah bumi lapis ke 7 yang dipercaya menjadi tempat hidup Antaboga.

Di instalasi ini Studio Hendro Hadinata mengeksplorasi mitologi dan filosofi sebagai konteks dan konsep dalam berkarya.

Keseluruhan instalasi terbentuk dari tenun kawat sepanjang 89 meter dengan pengerjaan selama 24 minggu yang bisa dipercepat menjadi 4 minggu dengan menambah jumlah perajin.

“Meskipun material tenun kawat ini dibuat dengan tangan dan merupakan keahlian yang turun temurun sejak awal abad 20, tetapi dengan pengembangan melalui desain yang mengapresiasi tekstur dan fleksibilitas dari material ini, produk yang bisa dihasilkan justru bisa diterima oleh gaya desain apapun. Intervensi desain dan pengembangannya menjadi sebuah produk yang bisa diterima gaya hidup modern ini adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para pengrajin. Dengan begitu keahlian untuk menenun kawat Lulu Amahu tidak begitu saja punah, “ papar Hendro Hadinata.

Hasil kerajinan tribal dari Sumba melalui desain Studio Hendro Hadinata terus berusaha untuk menyapa dunia modern dengan kembali diapresiasi oleh kuratorial Emerge@FIND 2022 di Singapore. Pavilion yang menjadi bagian dari pameran FIND Design Fair Asia yang terlaksana 21-23 September 2022 lalu kembali membuktikan bagaimana desain produk yang memanfaatkan material feksibel dari hasil kerajinan tangan tribal para perajin Lulu Amahu dari Sumba ini mendapat apresiasi dari kuratorial dan juga pengunjung pameran.

Baca Juga: Lampu Philips WiZ Ubah Suasana Ruang dalam Sekejap di Rumah Pintar Smartizen