Kerajinan Tenun Metal dari Sumba Menyapa Dunia Modern

Eve Lamp, kerajinan tenun metal karya Hendro Hadinata

Flesibilitas Eve Lamp Tenun Kawat, ini menginspirasi karya Massif Instalasi “Dunia Bawah“ yang oleh sang desainer, Hendro Hadinata dipamerkan di Bintaro Design District 2022.

Ranahrumah.com—TREN | Begitu kaya dan beragamnya budaya di Indonesia, banyak hasil budaya baik tribal maupun tradisional yang tidak terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia secara luas.

Salah satunya adalah tenun metal (kawat) dari Sumba yang lebih dikenal dengan Lulu Amahu. Sebuah keahlian turun temurun yang mulai dikenal di awal abad 20.

Kerajinan tribal yang menenun material kawat tembaga ini biasanya dibuat menjadi seeaksesoris seperti kalung, gelang, dan lain-lain sebagai hadiah bagi calon pengantin.

Kerajinan yang mulai jarang dikuasai oleh generasi muda di Sumba ini berhasil menarik perhatian dan menggugah hati Hendro Hadinata. Menurutnya, Indonesia begitu kaya dengan filosofi dan nilai budaya yang banyak memberikan inspirasi bagi desain untuk masa kini.

“Sebagai desainer saya jadi tertantang untuk menemukan cara untuk bisa membawa seni kerajinan tribal tenun metal atau Lulu Amahu ini ke dunia modern,” jelas Hendro Hadinata, Chief Designer dari Studio Hendro Hadinata.

Desain kemudian menjadi penghubung antara sesuatu yang sangat tribal dan tradisional menjadi produk yang modern dan bisa hadir memberi makna dalam gaya hidup modern.

Baca Juga: Pameran 7 Karya Seni Extraordinary, Kolaborasi Desainer Furnitur dengan Pelukis