Eve Lamp karya Studio Hendro Hadinata ini memberikan kesempatan kepada penggunanya untuk menyesuaikan kebutuhan. Dari panjang, diameter, dan juga bentuk simpulnya, desain lampu ini bisa diubah ketika mulai bosan.
Anyaman metal Eve dibuat menggunakan teknik menenun logam berusia seratus tahun oleh pengrajin di pedesaan Sumba, sebuah pulau yang masih asri sekitar satu jam perjalanan dari Bali.
Para perajin ini mempertahankan tradisi menenun ini dari generasi ke generasi. Tenunan logam kawat, yang dibuat dengan tangan di rumah mereka, pada awalnya merupakan perhiasan prasyarat yang harus dipelajari oleh pengantin pria sebagai hadiah untuk pengantin wanita mereka. Hal ini menjadi simbol cinta dan dedikasi.
Selain itu, Studio Hendro Hadinata juga mengembangkan material anyaman kawat stainless steel ini untuk bentuk coffee table dan side table.
Bersama dengan perajin mengembangkan pola anyam agar mendapatkan karakter material yang berbeda.
Bukti desain yang mendengarkan dan melihat potensi materialnya akan mendapatkan alternatif dan ruang eksplorasi yang luas. Hal ini terbukti dengan apa yang dilakukan oleh Studio Hendro Hadinata dengan perajin Lulu Amahu dari Sumba.
Studio Hendro Hadinata berdiri tahun 2016 dengan Hendro Hadinata sebagai Chief Designer. Sebuah biro desain produk yang banyak berkolaborasi dengan brand furnitur lokal untuk bisa memberikan desain sebagai solusi dan membawa kualitas lebih baik pada kehidupan.
Kolaborasi Hendro dengan perajin lokal menjadi langkah yang menarik dalam mempopulerkan teknik kerajinan masa lampau dan mengeksplorasi dengan interpretasi baru dari metode lama.
Baca Juga: Pameran FLOII Convex 2022: Bawa Tanaman Hias untuk Hasilkan Cuan



