Manfaatkan Cahaya Alami agar Hemat Listrik & Rumah tetap Adem

Memanfaatkan cahaya alami untuk menghemat listrik, rumah adem alias tidak membuat rumah panas.Tips jitunya adalah dengan memasukkan cahayanya dan mengelola panasnya, Cara membuat ventilasi cahaya, siasati panas sesuai arah hadap rumah, perluasan ruang, pamakaian material alami, memodifikasi desain bangunan, dan penggunaan bahan pelapis penahan panas.

2. Perhatikan Orientasi Bangunan

Pengaplikasian ventilasi harus memperhatikan orientasi bangunan dan luasan bidang yang langsung berhubungan dengan eksterior (luar). (Hristo Sahatchiev – Pexels)

Orientasi bangunan dan luasan bidang yang langsung berhubungan dengan luar (eksterior) harus diperhatikan saat ingin memanfaatkan cahaya alami. Jika di daerah dingin, maka bidang yang berhubungan dengan luar harus diminimalkan untuk mengurangi kehilangan panas. Jika di daerah panas maka bidang yang berhubungan dengan udara luar justru harus dimaksimalkan agar membantu pendinginan ruang.

3. Perluas Ruang

Yang dimaksud di sini adalah melakukan perluasan pandangan dari sebuah ruang dengan cara meminimalkan dinding pembatas dan banyak melakukan penggabungan multifungsi ruang. Misalnya dengan penghilangan sekat masif dan diganti dengan sekat transparan sehingga menambah ruang secara imajiner dan memungkinkan ruang mendapatkan cahaya alami lebih banyak.

Baca Juga: Manfaatkan Energi Matahari sebagai Pembangkit Listrik, Panel Surya Ini Bisa Dipasang dengan Cepat di Atap Rumah

4. Pemanfaatan Material

Mengurangi panas matahari bisa dilakukan dengan penggunaan bahan alam seperti kayu, batuaan alam, atu alang-alang yang diaplikasikan pada fasad rumah. (Pixabay)

Penguranagan panas matahari bisa disiasati dengan pemilihan material yang dapat menunjang konsep hemat energi misalnya penggunaan bahan-bahan alam seperti kayu dan alang-alang yang bisa juga difungsikan sebagai secondary skin atau kulit kedua bangunan.

Pemakaian dinding kaca jenis radiation repelling glass, serta pemakaian granit berwarna terang yang dapat meminimalkan penyerapan panas sinar matahari (radiasi matahari) pun disarankan.

Perlu diingat bahwa mengekspos suatu material tertentu harus disesuaikan dengan penempatan dan fungsinya sehingga mempunyai keterikatan konsep dengan arsitektur rumah. Untuk itu yang harus diperhatikan adalah penempatan yang tepat, desain yang matang, dan detail yang baik.

Saat mengekspos kaca misalnya, harus memperhatikan berapa besar panas yang ikut masuk. Pemasangan kaca secara “double space“ memungkinkan kaca tetap dapat menyalurkan cahaya matahari namun panasnya bisa ditahan.

Kaca memiliki nilai koefisiensi pemuaian yang lebih kecil dibandingkan bahan lainnya seperti logam. Karena itu disarankan agar pemasangannya dilakukan pada siang hari atau pada saat suhu udara paling tinggi. Suhu tinggi merupakan kondisi di saat kaca memuai maksimal.

Diketahui, resisten yang bagus adalah udara. Kaca double peach bagus karena tengahnya ada udara sehingga dapat menahan panas dari 100% menjadi 70%. Sedangkan kemampuan menahan panas untuk blind adalah 100% menjadi 50% (bila blind diletakkan di bagian dalam) dan 100% menjadi 15% (jika blind diletakkan di bagian luar).

Baca Juga: Greenhouse Di Taman Rumah, Sarana Berkreasi Kegiatan Berkebun