Ranahrumah.com – KESEHATAN | Memberi dukungan suportif pada anak penyandang kanker.
Dalam rangka Hari Anak Nasional 2024, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menyelenggarakan seminar edukatif bagi masyarakat dengan tajuk tentang pentingnya “Peran Dukungan Suportif pada Anak dengan Kanker”.
Kanker pada masa kanak menyiratkan perubahan besar dalam lingkungan sosial dan keluarga, baik pada anak penyandang kanker dan orang tuanya.
Orang tua dari anak penyandang kanker pun menghadapi serangkaian keadaan yang dapat menyebabkan perubahan besar dalam hidup mereka yang dapat menimbulkan stres. Ketika seorang anak menderita kanker, setiap anggota keluarga membutuhkan dukungan sosial.
Baca Juga: Kids Bathroom Ceria dengan American Standard Color Series, Warna Tahan Lama & Lebih Menyala
Baca Juga: PERDOSNI dan Pfizer Indonesia Ajak Masyarakat Ambil Kendali Atasi Migrain, Begini Caranya!
Kanker pada Anak
Kanker merupakan penyebab kematian tertinggi di negara maju dan kejadian kanker pada anak berkisar antara 2–3% dari kanker secara keseluruhan. Di negara berkembang, penyakit kanker belum merupakan prioritas masalah kesehatan masyarakat di samping fasilitas untuk menegakkan diagnosis dan terapi juga belum optimal tersedia.
Menurut Globocan 2008, diperkirakan terdapat 175.300 kasus baru kanker anak usia 0-14 tahun.
Angka kejadian kanker anak lebih tinggi di negara maju dibandingkan dengan negara berkembang. Kondisi ini disebabkan akibat banyaknya kasus kanker pada anak yang tidak terlaporkan serta tertutup oleh kasus-kasus, seperti infeksi dan malnutrisi.
Delapan puluh persen kanker pada anak terjadi di negara berkembang dengan kasus tertinggi adalah leukemia. Masih dari sumber yang sama, sekitar 96.400 anak meninggal karena kanker di seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena masih banyak anak dengan kanker yang ditemukan sudah stadium lanjut.
Baca Juga: 5 Bahan Beracun Berbahaya Penyebab Indoor Pollution, Waspadai!
Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, “Kanker merupakan salah satu penyebab kematian pada anak. Di tahun 2020, WHO memperkirakan prevalensi di kelompok usia 0-18 tahun mencapai 276.000 kasus atau sekitar 1.5% dari seluruh kejadian di kelompok tersebut. Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan penanganan kanker pada anak di Indonesia, antara lain melalui penyiapan tenaga kesehatan di bidang onkologi pediatrik, penyelenggaraan riset, peningkatan akses obat, pemberian layanan di fasilitas kesehatan, serta perluasan jejaring kemitraan.”
Lebih lanjut Menteri Kesehatan menghimbau semua pihak, keluarga, masyarakat, praktisi, pemerintah dan swasta untuk sama-sama bergandeng tangan menyelesaikan permasalahan kanker pada anak hingga kualitas hidup anak-anak kita dapat meningkat.
“Saya Budi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, mengapresiasi Yayasan Kanker Indonesia dalam menyelenggarakan jumpa lintas komunitas kanker anak yang mengangkat tema ‘Peran Dukungan Suportif pada Anak dengan Kanker’. Semoga acara edukatif ini dapat membawa manfaat, tidak hanya bagi keluarga anak dengan kanker, tetapi juga bagi petugas kesehatan dan pegiat di bidang kanker anak,” ujar Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Sadikin.
Baca Juga: MITOS tentang MIGRAIN dan FAKTA-nya, Dampaknya pada Produktivitas Kerja