Panduan Praktis Memilih dan Membeli Rumah: Berburu Rumah Pertama atau Rumah Kedua?

Memilih dan membeli rumah itu menciptakan sejarah hidup. Jika itu rumah pertama, mungkin keputusan untuk membeli itu adalah keputusan yang menyangkut barang dan harga terbesar yang pernah kita lakukan. Jika itu rumah kedua atau seterusnya, merupakan penyempurnaan dari rumah pertama atau sekadar instrument investasi.

Ilustrasi seseorang sedang survei rumah yang mau dibeli
Membeli rumah perlu detail-detail lengkap agar keputusan dan pilihan tidak salah. (Foto: Pexels)

Ranahrumah.com – TIPS & TRIK | Ada banyak cara seseorang bisa memiliki rumah. Di antaranya, warisan dari orang tua, ada fasilitas dari tempat bekerja, atau membeli sendiri.

Yang dibahas di sini adalah bagaimana cara mendapatkan rumah dengan membeli bukan dengan cara lain. Karena, tak banyak orang mendapatkan rumah karena mendapat hadiah, dan hanya sedikit orang yang punya rumah karena warisan.

Memilih dan membeli rumah adalah seni yang memerlukan detail pelengkap. Dan bahasan berikut akan memberi detail-detail lengkap itu agar keputusan untuk membeli rumah tidak meleset dari impian yang dibayangkan.

Baca Juga: Pentingnya Manajemen Keuangan Saat Milenial Membeli Rumah

Baca Juga: Solusi Rukita bagi Generasi Muda untuk Dapatkan Rumah yang Layak

Membeli Rumah Pertama

Kemampuan dan daya beli masyarakat sangat jauh dengan harga rumah yang ditawarkan. Lebih dari 80% orang membeli rumah dengan berhutang. Dan hutang untuk membeli rumah mungkin adalah hutang terbesar selama mereka hidup. Jangka waktu pelunasannya pun lama antara 5 sampai 20 tahun.

Untuk masyarakat berpenghasilan 5 juta per bulan atau 60 juta setahun tapi butuh rumah, hal yang dihadapi adalah daftar harga rumah yang rata-rata di atas pendapatannya. Namun, meski tahu bahwa rumah yang diidamkan hanya bisa dibeli dengan berhutang, tetap dibeli. Dan untuk ini, dibutuhkan informasi yang akurat dan tepat sehingga bisa mengambil keputusan dengan benar.

Membeli Rumah Kedua

Ketika seseorang membeli rumah kedua dengan berbagai pertimbangan. Yang pertama, memilih pindah dari rumah pertama yang dianggap kurang nyaman, kurang luas, kurang strategis, kurang enak ditinggali. Atau alasan kedua adalah sebagai investasi.

Bahasan ini tetap diperlukan untuk kelompok ini. Meski sudah berpengalaman ketika mendapatkan rumah pertama, situasi berburu rumah kedua bisa sangat berlainan. Golongan ini butuh informasi termutakhir yang menyempurnakan rumah kedua.

Wajib Tahu sebelum Berburu Rumah

Berikut beberpa hal yang harus diketahui saat siap berburu rumah. Daftar berikut mungkin saja tidak berurutan, namun simultan. Perlu persiapan sedini mungkin. Semakin dini, semakin baik artinya tidak terburu-buru. Berikut langkah-langkahnya.

Menentukan tujuan memiliki rumah

Tujuan punya rumah untuk apa? Untuk ditempati, investasi, atau sekadar gengsi atau tuntutan sosial). Identifikasi motivasi sangat perlu karena berpengaruh pada keputusan nantinya.

Siapkan uang

Jumlah uang, sesuaikan dengan harga rumah (lewat KPR). Pinjaman yang diberi oleh bank hanya 70-90 persen dari total harga, sianya disiapkan tunai. Jumlah 10-30 itu adalah uang muka, biaya akad kredit, dan cadangan angsuran sampai bulan ketiga.

Baca Juga: 3 Pos Kebutuhan Dana yang harus Disiapkan dan Prakiraan Biaya renovasi Rumah

Cari lokasi dan jenis rumah yang diinginkan

Hal ini meliputi: jarak dengan tempat kerja atau usaha; kemudahan transportasi; lokasi yang sehat untuk kualitas air dan udara. Misalnya, lokasi perumahan yang dulunya rawa, paya-paya, atau sawah. Ini akan berakibat pada kualitas air dan kekuatan pondasi.

Tentukan juga daftar kebutuhan untuk memilih tipe rumah. Meliputi, berapa besar ukurannya? Jangka panjang atau jangka pendek? Fasilitas umumnya seperti apa? Fasilitas pendukung (tempat olah raga, sarana Ibadah, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, apotek, atau klinik). Tempat belanja, sarana hiburan, sekolahan (tingkat apa saja). Keamanannya? Petugasnya dikelola penduduk sekitar atau pengembang? Juga tentang pengelolaan sampah seperti apa, dikelola dengan baik ataukah tidak?

Perlu juga mengetahui, bagaimana dengan tata guna lahannya? Apakah memang dialokasikan untuk perumahan dan apa ada kemungkinan berubah? Juga tentang bagaimana sistem drainasenya. Mungkin banjir atau tidak, meski kawasannya tinggi?

Survei Lokasi dan Bangunan

Jangan hanya berbekal brosur. Lakukan survei berkali-kali (pagi, siang, sore, malam). Sehingga tahu aktivitas perumahan; hari kerja dan hari libur agar dapat memperkirakan kepadatan lalulintas, dan tahu tempat-tempat hang out di hari libur. Lihat juga kondisi rumah saat hujan dan panas.

Fakta-fakta yang perlu didapat saat survei.Untuk kualitas bangunan, jangan puas hanya melihat rumah contoh saja. Lihat ke lokasi dan lihat lagsung bagaimana rumah dibangun. Ajak teman yang mengerti soal bangunan dan tanyakan pada mereka.

Bawalah penggaris siku. Periksa sudut-sudut siku untuk meastikan ke-presisi-annya. Ini juga berguna jika ingin melakukan pembenahan dan perubahan pada rumah.

Pilih Jenis Pembiayaan yang Tepat

Sesuaikan jenis pembiayaan yang tepat sesuai kondisi keunagan dan ikuti proses sampai lunas.

Baca Juga: Memilih Bank Penyedia KPR untuk Renovasi Rumah

Ciri Kawasan Sudah Hidup?

Secara praktis, ada tanda-tanda jika sebuah Kawasan sudah “hidup” yaitu:

  • Mudah diakses,
  • makanan mudah didapat dan beragam
  • jarang terlihat rumah kosong tak terawat
  • ada fasilitas sosial dan umum
  • kawasannya berpotensi berkembang.

Nah, siap berburu rumah impian? (RR)

Baca Juga: Inspirasi Desain Renovasi Rumah Tipe 21 Lahan 60 M2

Baca Juga: Meningkat Rumah Tipe 36 Lahan 72M2 Biaya 150 Jutaan

Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook Ranah Rumah, Instagram @ranahrumahcom