Program DBS MakanTanpaSisa, Kelola 14 Ton Sampah jadi Kompos

Program MakanTanpaSisa mewujudkan salah satu pilar sustainability Bank DBS Indonesia, yakni Impact Beyond Banking.

Sebagai bagian dari kampanye Towards Zero Food Waste, Bank DBS Indonesia dan Waste4Change gelar gerakan #MakanTanpaSisa sejak 2020.

Ranahrumah.com– Mengedukasi masyarakat untuk mengompos sisa makanan sehingga tidak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), PT Bank DBS Indonesia (DBS) kembali menyelenggarakan gerakan #MakanTanpaSisa, kali ini diselenggarakan di perumahan Vida Bekasi.

Bank DBS Indonesia menjalankan bisnis lebih dari sekadar mencari keuntungan, namun juga menciptakan dampak positif sejalan dengan salah satu pilar sustainability Bank DBS Indonesia, yakni Impact Beyond Banking.

Untuk mewujudkan komitmen tersebut, gerakan #MakanTanpaSisatelahhadir sejak tahun 2020 sebagai bagian dari kampanye Towards Zero Food Waste.

Berkolaborasi dengan PT Waste4Change Alam Indonesia (Waste4Change), program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi dan mengelola sampah makanan dengan lebih bijak.

Festifal #MakanTanpaSisa

Sebagai penanda dimulainya program ini,  Festival #MakanTanpaSisa bertajuk “Kurangi & Kelola Sampah Makanan untuk Jaga Masa Depan” digelar di Perumahan Vida Bekasi, Minggu (25 September 2022.

Festival ini dihadiri oleh Munandar Hanafiah selaku AVP Group Strategic Marketing and Communication Bank DBS Indonesia dan Adhitya Prayoga selaku Head of Strategic Services Waste4Change.

Berdasarkan atas laporan kajian Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia oleh BAPPENAS RI dan Waste4Change tahun 2021, pada rentang 2000-2019, FLW atau sampah makanan di Indonesia mendominasi sekitar 44% sampah nasional yaitu setara 23-48 juta ton sampah per tahun.

Sementara itu, berdasarkan data bulan Juli 2022, total 2.000 kepala keluarga yang menghuni perumahan Vida Bekasi telah menghasilkan sekitar 47,5 ton timbulan sampah organik.

Jika tidak dikelola dengan optimal, timbulan sampah ini dapat menimbulkan efek negatif bagi lingkungan.

Maka dari itu, diperlukan tindakan kolaboratif dari berbagai pihak untuk mewujudkan pengelolaan sampah makanan yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Cara Ikea Food Kelola Food Waste, Tekan Emisi Karbon