Perubahan Cuaca Memicu Demam Berdarah, Yuk Kenali Gejalanya!

Perubahan iklim yang bisa memicu DBD adalah curah hujan yang tinggi, suhu udara yang meningkat, kelembapan udara yang tinggi, dan aktivitas peningkatan tutupan lahan. Rawan terjadi di perkotaan, inilah langkah pencegahannya.

Pengaruh perubahan iklim dapat memicu demam berdarah. Rawan menyerang di wilayah perkotaan padat penduduk. Penyakit ini bisa menyerang setiap orang, utamanya anak-anak usia antara 1–15 tahun. (Foto: Pexels)

Ranahrumah.com – KESEHATAN | Perubahan cuaca memicu demam berdarah yuk kenali gejalanya!

Kasus DBD meningkat karena adanya perubahan iklim. Salah satu dampak perubahan iklim pada kesehatan yakni meningkatnya kasus penyakit demam berdarah dengue atau DBD.

Perlu diketahui DBD adalah penyakit infeksi virus dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aegypti.
Terdapat empat alasan kenapa DBD bisa merebak sebagai akibat dampak perubahan iklim, dikutip dari kompas.com, sebagai berikut. 

  • Curah hujan tinggi

Perubahan iklim bisa menyebabkan curah hujan tinggi dan musim hujan berkepanjangan. Kondisi ini ideal untuk nyamuk penyebab DBD berkembang biak karena semakin banyak kubangan, rawa menjadi lebih payau, kolam, pot, atau wadah bekas di luar rumah digenangi air hujan.  Semakin banyak pilihan tempat bagi nyamuk DBD berkembang biak, praktis semakin banyak populasi nyamuk tersebut. 

  • Suhu udara meningkat 

Peningkatan suhu udara akibat pemanasan global secara biologis dapat meningkatkan laju replikasi virus, memperpendek jendela penularan virus, dan mempercepat laju perkembangan nyamuk penyebab DBD. Sebagai gambaran, studi menunjukkan bahwa laju infeksi dan perkembangan virus dengue pada nyamuk penyebab DBD di suhu 28 derajat Celsius lebih tinggi dibandingkan pada suhu 23 derajat Celsius. 

Baca Juga: Begini Cara Penyakit Demam Berdarah Ditularkan

Baca Juga: 4 Langkah Cegah Jentik Nyamuk di Lingkungan Rumah untuk Cegah DBD

  • Kelembapan udara tinggi 

Curah hujan tinggi menyebabkan lingkungan menjadi lebih lembap. Dengan tingkat kelembapan tinggi, nyamuk penyebab DBD cenderung lebih aktif dan sering menggigit. Kondisi ini biasanya terjadi ketika kelembapan udara di atas 60 persen.  Menurut studi, 80 persen kasus dengue terjadi pada tempat dengan kelembapan udara rata-rata 75 persen. 

  • Peningkatan tutupan lahan 

Peningkatan tutupan lahan beberapa waktu belakangan semakin marak karena alih fungsi lahan, deforestasi, dan peningkatan laju urbanisasi. Studi menunjukkan, peningkatan tutupan lahan secara tidak langsung bisa meningkatkan kejadian dengue di suatu wilayah. Kondisi ini disebabkan tutupan lahan memengaruhi iklim mikro dan dapat meningkatkan suhu. Kombinasi keduanya bisa merangsang perkembangbiakan nyamuk biang DBD.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Kasur agar Bebas Kuman

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah masalah kesehatan yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina. (Foto: Pexels)

DBD Rawan di Perkotaan, Ini Gejala DBD

Perubahan cuaca memicu demam berdarah, yuk kenali gejalanya! Penyakit DBD atau dengue rawan menyerang di wilayah perkotaan padat penduduk. Penyakit di perkotaan ini bisa menyerang setiap orang, utamanya anak-anak usia antara 1–15 tahun. 

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah masalah kesehatan yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina. Nyamuk penyebab DBD biasanya beredar di musim penghujan, wilayah yang lembap, dan padat penduduk. 

Begitu digigit nyamuk yang terinfeksi virus dengue, penderita akan merasakan gejala demam berdarah selang empat sampai sepuluh hari kemudian. Mirip flu, tapi, apabila tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi pendarahan parah, kerusakan organ, sampai kebocoran plasma yang berisiko fatal. 

Baca Juga; Meski Rumah Sempit Anak Bebas Bermain dengan Ruang Gerak Memadai, Ini Caranya!

Baca Juga: Menata Rumah dengan Metode Montessori, Bikin Anak Mandiri

Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook Ranah Rumah, Instagram @ranahrumahcom

(*)