Cegah Gizi Buruk dan Obesitas pada Anak Ala IKEA

Dua masalah pada anak terkait asupan gizi dan makanan adalah gizi buruk dan obesitas. Keduanya dapat dicegah dan diantisipasi dengan pemberian nutrisi, stimulasi, dan pola asuh sejak dini. Menggandeng dokter spesialis anak, IKEA berikan inspirasinya.

Talkshow interaktif mencegah gizi buruk dan obesitas pada anak ala IKEA di IKEA Mall Taman Anggrek 22/5/25. (Foto: Ranahrumah.com/Erly)

Ranahrumah.com – KESEHATAN | Cegah gizi buruk dan obesitas pada anak ala IKEA.

Terus memantapkan komitmennya untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang termasuk anak-anak dan orangtua, IKEA berbagi inspirasi dan solusi dalam mempersiapkan makanan atau bekal anak yang bergizi, simpel dan praktis untuk mencegah gizi buruk dan obesitas pada anak.

Menghadirkan dr. Claudy Bunga Saing, Sp.A, IKEA gelar talkshow inspiratif “Pentingnya Memberikan Makanan Sehat dan Bergizi Bagi Anak”, pada 22/5/25 di IKEA Mal Taman Anggrek Jakarta.

“Kami percaya bahwa kehidupan sehari-hari yang lebih baik dimulai dari rumah, termasuk dapur. Dengan memperkenalkan makanan sehat kepada anak-anak, IKEA percaya hal ini akan membantu membentuk kebiasaan makan sehat untuk jangka panjang. IKEA juga memahami kebutuhan orang tua dalam menyiapkan makanan untuk anak-anak dan keluarga, dengan menawarkan solusi berupa berbagai macam produk wadah untuk membuat proses persiapan bekal sekolah anak menjadi lebih praktis dan mudah,” jelas Ririn Basuki, Communication & PR Manager IKEA Indonesia.

Baca Juga: Mengatasi Anak Susah Makan dan Tips Siapkan Makanan Bergizi untuk Bekal Sekolah

Baca Juga: IKEA Family dapat Gratis Swedish Meatball dari IKEA Food, Ini Caranya!

dr. Claudy Bunga Saing, Sp.A saat memaparkan pentingnya menyiapkan nutrisi sehat bagi anak untuk mencegah gizi buruk dan obesitas di IKEA MTA, , 22/5/25.

Gizi Buruk dan Obesitas pada Anak

“Gizi buruk adalah salah satu permasalahan gizi pada anak yang umum terjadi. Kondisi ini dapat memengaruhi proses tumbuh kembang anak secara keseluruhan,” dr. Claudy Bunga Saing, Sp.A (biasa disapa dr. Bunga). Gizi buruk dapat terjadi ketika anak tidak memperoleh asupan gizi yang cukup dari konsumsi makanannya, kondisi ini bisa terjadi akibat penyakit infeksi tertentu yang bisa memengaruhi nafsu makan atau kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Lebih lanjut, dr. Bunga mengatakan, gizi buruk apabila tidak segera ditangani dengan tepat, berisiko menyebabkan gangguan tumbuh kembang, gangguan fungsi kognitif, dehidrasi berat, hipotermia, anemia, terserang penyakit infeksi berat, hingga kematian (pada kasus yang lebih parah).

Adapun obesitas, menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan pada tubuh sehingga berpotensi mengganggu kesehatan. Menurut Kementerian Kesehatan, satu dari lima anak berumur 5-12 tahun terdiagnosis mengalami obesitas, atau kelebihan berat badan. Anak yang mengalami obesitas akan berpotensi mengalami beragam masalah kesehatan yang bisa mempengaruhi anak tersebut hingga dewasa kelak. Anak berusia di bawah 5 tahun dikatakan mengalami obesitas bila berat badan menurut tinggi badannya lebih dari 3 dari median Standar Pertumbuhan Anak WHO. Sedangkan anak usia 5-19 tahun disebut mengalami obesitas kalau indeks massa tubuh menurut usianya lebih dari 2 dari median Standar Pertumbuhan Anak WHO.

“Obesitas pada anak sering luput dari perhatian orang tua,” ungkap dr. Bunga. Padahal, lanjutnya, Obesitas pada anak merupakan kondisi kesehatan serius yang melibatkan kelebihan lemak tubuh di awal kehidupan. Berat badan berlebih sering kali membuat anak-anak rentan terhadap kondisi kesehatan lain seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Obesitas pada anak juga dapat menyebabkan rendahnya harga diri dan depresi.

Keadaan anak dengan gizi buruk, juga anak dengan obesitas yang pada saat ini semakin meningkat trennya di Indonesia. Dokter Bunga mengatakan, keduanya (gizi buruk dan obesitas) bisa dicegah dan diantisipasi sejak dini dengan pemberian nutrisi, stimulasi, dan pola asuh yang benar.

Dokter Bunga menjelaskan bahwa anak pada usia 0 – 5 tahun mengalami masa emas, di mana perkembangan dan pertumbuhan dalam aspek fisik kognitif, komunikasi, dan mentalnya. 

”Pada periode tumbuh kembang ini, orang tua harus memastikan anak-anaknya memperoleh gizi yang cukup melalui makanan yang sehat, bervariasi, bergizi seimbang, dan aman untuk dikonsumsi. Di waktu yang sama, orangtua juga harus mengawasi asupan makanan yang dikonsumsi anak di lingkungan sekolah, agar mencegah konsumsi jajanan tidak sehat yang membahayakan. Membawa makanan buatan sendiri dapat membantu mengatasi masalah ini,” jelas dr. Bunga.

Baca Juga: Cara Ikea Food Kelola Food Waste, Tekan Emisi Karbon

Baca Juga: Arti Kode Segitiga dan Angka pada Wadah Plastik, Untuk Simpan Makanan Pilih yang Aman!

Selain memilih makanan bernutrisi, penyimpanan bahan makanan, pemilihan wadah, dan pengolahan makanan penting dilakukan untuk mencegah gizi buruk dan obesitas pada anak.

Agar anak mendapatkan nutrisi yang baik, orang tua harus kreatif dalam menata strategi untuk membentuk kebiasaan makan sehat anak dalam jangka panjang. Bagi sebagian besar anak makanan sehat terkesan membosankan. Dalam hal ini, orangtua dapat mengakali dengan menyajikan makanan dengan cara yang kreatif dari segi warna, bentuk hingga penyajian. 

Lalu, dengan melibatkan anak dalam mengatur atau menghias makanan, anak akan sekaligus belajar motorik halus dan logika bentuk sehingga mempersiapkan makanan bisa jadi aktivitas belajar. ”Dengan melakukan ini, maka pandangan anak mengenai makanan rumah menjadi lebih seru dan kreatif, sehingga anak cenderung lebih memilih makanan rumah jika tampilannya menarik dan rasanya enak,” ujar dr. Bunga. 

 “Pemberian nutrisi sehat sangat diperlukan di usia Golden Age Anak. Hal ini akan memengaruhi tinggi badan, lingkar kepala, dan bahkan pertumbuhan otak hingga 80 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut dr. Bunga mengatakan, di usia (0 – 5 tahun) anak butuh yang dinamakan Makronutrien dan Mikronutrien.

Makronutrien adalah nutrisi yang tubuh butuhkan dalam jumlah lebih besar yang memberi energi. Berikut adalah beberapa makronutrien: Karbohidrat. Gula, pati, dan serat merupakan jenis karbohidrat. Kebutuhan karbohidrat bagi anak usia 0 – 5 tahun mencapai 50 hingga 60 persen. Adapun Lemak 40 persen, dan protein 20 persen.

“Karbo baik untuk anak, memberi kalori yang cukup untuk tumbuh kembangnya. Lemak dan protein penting bagi perkembangan otak anak.”

Adapun Mikronutrien adalah kategori nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, dan meliputi vitamin dan mineral. Contoh Vitamin adalah Vitamin A, Vitamin C, dan Vitamin K, sedangkan contoh Mineral adalah Zat Besi, Kalsium, dan Seng. Dokter bunga berpesan terkait mikronutrien ini, bahwa pemberian real food itu penting. Sayuran, brokoli, bayam. dll. Jika dari real food tidak bisa (karena alasan tertentu), baru bisa dibantu suplementasi. Ia juga mengingatnya pentingnya mengurangi pemberian fast food karena kandungan nutrisi pada fast food kurang baik dan menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak.

Selain memerhatikan kandungan nutrisinya, cara dan proses pemasakan juga sangat berpengaruh. Minyak dan santan penting untuk anak tapi harus pilih cara memasak yang benar. “Gunakan minyak baru (maksimal dua kali pakai), jangan minyak yang dudah dipanasi berulang-ulang,” tegasnya.

Selain itu, pilihan wadah wajib yang BPA Free. Food Grade. Agar tidak mencemari makanan. Termasuk penyimpanan bahan makanan, setiap jenis makanan punya masa penyimpanan tertentu di dalam kulkas di mana nutrisinya tetap terjaga. Misalnya, untuk ikan, sebaiknya disimpan di freezer, dalam waktu 1 minggu selayaknya sudah dimasak. (RR)

Baca Juga: Buruan Borong! Garage Sale di IKEA JGC dan Bandung Potongan Harga hingga 50%

Baca Juga: IKEA Beri Konsultasi Desain Interior untuk IKEA Family Malang

Baca Juga: Layanan Desain Interior IKEA Buka Konsultasi Gratis di Momen Ramadan 2025 & Sediakan Cashback Jutaan Rupiah

Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook RANAH RUMAH, Instagram @ranahrumahcom