Penggunaan sinar UV-C sebagai disinefktan, ada manfaat dan mudaratnya. Bermanfaat dan aman jika digunakan dengan cara yang benar, namun jika salah bisa bahayakan kesehatan kulit dan mata.
Ranahrumah.com-Ketika semua perhatian fokus pada Covid-19, sadarkah kamu, sebenarnya ada begitu banyak penyakit menular lainnya di sekitarmu?
Covid-19 yang saat ini sudah menyebar ke lebih dari 216 negara dengan 22.500.000 kasus, memunculkan berbagai upaya untuk mencegah penularannya.
Disinfektan berperan penting membantu mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Covid-19 bukan satu-satunya penyakit menular yang disebabkan oleh mikroorganisme, namun ada juga influenza, tuberculosis, dan lainnya.
Mikroorganisme penyebab penyakit menular itu bisa meliputi unsur non virus—seperti cacing, bakteri, jamur, protozoa—dan virus.
Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), menjelaskan hal ini Rabu (26/8/20) dalam diskusi virtual bertajuk: “Sinar UV-C: Kawan atau Lawan? PemanfaatanTeknologi UV-C yang Aman untuk Perlindungan Masyarakat dari Mikro-organisme.”
Diskusi yang diselenggrakan oleh Signify (Euronext: LIGHT), ini untuk menyikapi semakin banyaknya penggunaan sinar UV-C sebagai salah satu pilihan disinfeksi melawan mikroorganisme yang mengancam kesehatan masyarakat.
“Signify peduli terhadap tingkat pemahaman masyarakat terkait kewaspadaan dan kehati-hatian saat memilih dan menggunakan produk UV-C,” kata Rami Hajjar, Country Leader Signify Indonesia.
Diskusi diharapkan dapat membantu konsumen dan masyarakat luas agar lebih memahami bagaimana memanfaatan sinar UV-C secara efektif untuk membunuh mikroorganisme dan membangun kesadaran terhadap pentingnya memerhatikan aspek keselamatan dalam penggunaannya.
Hermawan menyebutkan, sinar Ultraviolet-C (UV-C) ini berbeda dengan dua jenis sinar ultraviolet yang sudah kita kenal selama ini, yaitu UV-A dan UV-B.
Sinar UV-C tidak seperti UV-A dan UV-B yang bisa dimanfaatkan secara langsung melalui sinar matahari dengan berjemur.
Sinar UV-C tertahan di awan atau lapisan ozon karena sifat gelombangnya pendek (kurang dari 280 nm).
Meski tingkat energinya tinggi tapi rantai (perjalanannya) pendek sehingga tak bisa menembus permukaan bumi.
Oleh karena itu, dalam pemanfaatan sinar UV-C diperlukan rekayasa teknologi.
Dr. Hermawan menyebutkan teknologi UV-C ini sangat diperlukan di area-area publik seperti pusat perbelanjaan, hotel, kantor, sekolah, tempat ibadah, bandara, dan lainnya.
Baca Juga: Teknologi UV-C pada Lampu Signify Lumpuhkan Virus Penyebab Covid-19 dalam Hitungan Detik