Cegah Penyebaran Virus, Ini Cara Aman Gunakan UV-C sebagai Disinfektan

Pemanfaatan teknologi UV-C di transportasi umum harus diaplikasikan dengan cara yang benar agar aman.(Signify)

Hindari Paparan Langsung

Terkait dengan sinar UV-C, Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc., Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika, Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyebutkan bahwa, sinar UV-C, yang berada dalam spektrum cahaya tak kasat mata, memiliki potensi untuk mengatasi penyebaran COVID-19.

Namun, ia mengingatkan bahayanya apabila sinar UV-C mengenai tubuh manusia secara langsung.

“Ada yang disebut dengan interaksi antara cahaya dengan materi biologis. Pada saat cahaya masuk dan terhalang materi, cahaya tersebut akan menembus ke dalam materi tersebut, dan semakin ke dalam akan terjadi hamburan (scattering). Dalam perjalanannya menembus jaringan, bisa juga terjadi penyerapan cahaya. Di sini terjadi transfer energi dari cahaya ke dalam materi yang dilaluinya,” Dr. rer. nat. Aulia menerangkan.

“Jika terpapar langsung, sinar UV-C dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan, menyebabkan iritasi kulit seperti ruam, sensasi terbakar, tumor, hingga memicu kanker. Sementara pada mata bisa menyebabkan katarak.”

Meski demikian, ia menegaskan bahwa selama pengguna berhati-hati agar tidak terkena paparan langsung, penggunaan UV-C sebagai alat disinfeksi tidak menimbulkan masalah kesehatan.

Sinar UV-C secara umum bisa digunakan untuk mendisinfeksi udara dan permukaan dalam ruangan seperti dinding, lantai, meja kerja, dan benda.

Ruangan, permukaan, maupun benda yang didisinfeksi dengan sinar UV-C juga dapat langsung digunakan setelah lampu UV-C dimatikan atau tidak beroperasi.

Baca Juga: Notebook Sharp untuk Kaum Muda Menggebrak Pasar IT, Unggulkan Kinerja dan Estetika