Kunjungi Indonesia, CEO LG Beberkan Strategi Perkuat Dominasi Pasar

Meningkatkan kualitas produksi melalui metode operasi secara lokal yang lebih optimal agar mampu memberikan kualitas kelas dunia. Pesan penting CEO LG saat mengunjungi pabrik LG di Cibitung, Bekasi yang merupakan basis produksi TV dan di Legok, Tangerang yang fokus ke produksi kulkas. Kedua pabrik LG ini melayani pasar lokal dan ekspor.

William Cho CEO LG Electronics (LG), pentingnya kualitas produksi saat kunjungi pabril LG di Indonesia (Dok. LG Electronics Indonesia)

Ranahrumah.com – PROFIL | CEO LG Electronics (LG), William Cho, menekankan pentingnya kualitas produksi bagi peningkatan daya saing dan pertumbuhan LG di Asia dan pasar global saat mengunjungi Indonesia pada6–7 April 2023.

CEO LG kunjungi Indonesia ini menjadi bagian dari kunjungannya ke Asia yang menjadi pasar strategis bagi LG. Asia  memungkinkan LG untuk lebih memperluas dominasi pasarnya dengan meningkatkan strategi khusus untuk setiap negara setempat.

“LG perlu memperkuat dominasi pasar lebih lanjut dengan memperkuat fondasi melalui peningkatan metode operasi yang dioptimalkan secara lokal dengan kemampuan memberikan kualitas kelas dunia,” ujar William Cho,dalam kunjungannya ke fasilitas produksi LG di Indonesia yang berada di Cibitung, Bekasi.

Baca Juga: CEO LG Bagikan Visi Inovasi untuk Ciptakan Hidup Lebih Baik

Baca Juga: LG 32 Tahun di Indonesia, Tanam 32 Ribu Pohon untuk Generasi Masa Depan

Lebih lanjut ia menyatakan, hal ini merupakan bagian upaya LG untuk memperkuat pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan. “Peluang pertumbuhan ini akan datang dari upaya LG memberikan pengalaman yang luar biasa bagi penggunanya,” ujar William Cho

Sepanjang kunjungannya di Indonesia, CEO LG ini berkesempatan mengunjungi dua pabrik LG yang berada di Cibitung, Bekasi dan Legok, Tangerang. Kunjungan ke pabrik LG di Cibitung, Bekasi, tak lepas dari keberadaan fasilitas produksi di Indonesia ini yang telah menjadi basis produksi TV LG untuk melayani pasar dalam negeri maupun ekspor. Sementara saat berada di pabrik LG di Legok, CEO LG melihat langsung pusat produksi LG bagi pasar ekspor dan domestik yang memiliki fokus utama pada produksi kulkas.

Di tengah kunjungannya tersebut, William Cho memberikan penekanan pada pentingnya meningkatkan produktivitas melalui pengelolaan stok dan tenaga kerja yang efisien. Termasuk pula di dalamnya pengembangan kemampuan karyawan melalui perluasan sesi pelatihan dan peluang peningkatan keterampilan.

Baca Juga: Tren Elektronik Rumah Tangga 2023 di LG Experience Zone

Baca Juga: Pre Order Sukses, Ini Fitur Andalan LG WashTower dan Harganya di Indonesia

Pabrik LG Legok Tangerang adalah pusat produksi LG di Indonesia yang fokus pada produksi kulkas dan melayani pasar dalam negeri dan ekspor. (Dok. LG Electronics Indonesia)

“LG di Indonesia telah memiliki struktur bisnis yang lengkap dengan menambahkan bagian penelitian dan pengembangan lokal pada bagian perusahaan sebelumnya yang berfokus pada produksi dan penjualan,” ujar William Cho.

Dengan kelengkapan struktur ini, penekankan pentingnya mempercepat manajemen bisnis dengan menerapkan strategi lokalisasi aktif, juga disampaikan saat CEO LG kunjungi Indonesia.

Selama kunjungannya ke Indonesia, William Cho CEO LG juga meluangkan waktunya melihat langsung beberapa jaringan distribusi utama LG di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, William Cho kembali menekankan pentingnya peningkatan pengalaman pengguna.

Baca Juga: TV OLED Terbaru LG, Janjikan Fitur Lebih Personal untuk Penikmatnya

Baca Juga: LG Objet Collection, Elektronik Desain Estetik untuk Hunian Masa Kini

Selain Indonesia, kunjungan  CEO LG ke pasar Asia ini juga meninjau pasar utamanya di Thailand dan Vietnam. Sebagai kawasan dengan potensi ekonomi dan pertumbuhan tinggi, Asia dikatakan menjadi pasar strategis bagi LG, yang memungkinkan perusahaan untuk lebih memperluas dominasi pasarnya dengan meningkatkan strategi khusus untuk setiap negara setempat.

Tahun lalu saja, LG dikatakan mencapai penjualan lebih dari KRW 7,8 triliun dari pasar Asia. Hal ini terus meningkat sekitar KRW 1 triliun setiap tahun dengan pertumbuhan dua digit selama dua tahun terakhir.

(*)