Ranahrumah.com – INSIGHT | Menciptakan suhu nyaman di rumah tropis & siasat merespons iklim.
Seperti seorang manusia yang beradaptasi pada lingkungan agar bisa bertahan hidup, demikian juga yang terjadi pada rumah.
Desain sebuah rumah harus sesuai dengan kondisi lingkungan agar dapat berfungsi dengan baik bagi penghuninya. Berfungsi dengan baik artinya sang penghuni rumah dapat hidup sehat dan nyaman.
Bangunan rumah di negara beriklim tropis lembap seperti Indonesia tidak bisa disamakan dengan rumah di Eropa yang beriklim subtropis atau rumah di Afrika dengan iklim kering. Masing-masing mempunyai desain yang berbeda sesuai dengan konteksnya.
Membahas rumah sehat akan berkaitan erat dengan iklim setempat. Oleh sebab itu kita perlu tahu bagaimana kondisi iklim tempat kita tinggal. Tri Harso Karyono, (staf pengajar di universitas Tarumanegara dan Trisakti, Jakarta) menyebutkan bahwa suhu yang nyaman ditentukan oleh 4 faktor klim:
• suhu udara,
• kelembapan,
• individu (karakter, tingkat aktivitas manusia, dan jenis pakaian yang digunakan).
Baca Juga: Arsitektur Rumah Tropis Paling Pas di Indonesia, Begini Rancangan yang Benar menurut Arsitek
Baca Juga: 6 Kunci Ciptakan Pengudaraan Optimal agar Rumah Bebas Pengap
Iklim Tropis Lembap
Indonesia terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis lembap. Suhu berkisar antara 28 – 38°C di musim kemarau dan sekitar 25 – 29°C di musim penghujan. Sedangkan kelembapan udara sekitar 40% – 70% di musim kemarau dan 80% – 100% di musim penghujan.
Daerah tropis lembap menerima radiasi matahari yang menyengat dan cukup mengganggu. Curah hujan yang tinggi–dapat mencapai 3000 mm/tahun merupakan salah satu ciri yang harus diperhatikan.
Faktor lain yang berpengaruh adalah kecepatan angin. Angin dapat menguapkan keringat manusia, hembusannya mampu mengambil panas dari permukaan kulit. Dengan demikian, pada hawa yang panas, adanya angin akan membuat badan terasa lebih nyaman.
Kendala di Indonesia yang memiliki kelembapan tinggi, kecepatan anginnya sangat lemah yakni hanya sekitar 5 m/detik. Makin tinggi kelembapan maka akan semakin rendah kecepatan anginnya.
Berdasarkan penelitian, manusia yang tinggal di daerah iklim tropis lembap mampu beradaptasi pada suhu antara 24 – 30°C. Manusia tropis cenderung merasa kurang nyaman bila berada di ruangan dengan suhu di atas 28°C.
Berbeda bila di luar ruangan, meski suhunya tinggi seseorang bisa merasa nyaman karena ada udara yang mengalir.
Jika berada di bawah sinar matahari, mereka akan berusaha menghindari radiasi secara langsung. Saat hujan suhu udara turun namun kelembapan bertambah, sehingga terasa sangat pengap dan kurang nyaman di tubuh.
Baca Juga: 3 Inspirasi Desain Rumah Tropis Karya Arsitek Indonesia
Baca Juga: Masalah Atap Bocor Tak Kelar-Kelar? Jangan Salah Pilih Pelapis!
Cara Merespons Iklim di Rumah Tropis
Rumah sebagai bangunan merupakan tempat yang dirancang manusia untuk dapat memodifikasi iklim luar.
Atap segitiga dengan sudut kecil merupakan tanggapan dari curah hujan yang tinggi, supaya air hujan cepat mengalir ke bawah. Adanya teritisan, pedestrian yang diberi atap dan teras-teras lebar adalah solusi mengatasi melimpahnya sinar matahari. Demikian pula dengan penggunaan teritisan. Bukaan-bukaan yang lebar diperlukan untuk sirkulasi udara dalam ruang.
Terciptanya suhu nyaman pada rumah adalah hasil proses adaptasi antara bangunan rumah dengan iklim setempat. Sebelum membangun rumah hendaknya kenali dulu kondisi lingkungan dan permasalahan yang ada, lalu temukan solusinya.
Baca Juga: Memilih Perangkat Pengondisi Udara yang Tepat untuk Rumah Tropis yang Lebih Sehat
Pentingnya Udara di Dalam Rumah
Tak terlihat namun ada di sekitar kita, itulah udara. Udara adalah elemen yang terdiri dari gas dan aerosol. Letaknya ada di bawah atmosfer yang menyelubungi bumi. Komposisi unsur pokok dapat berubah sesuai kondisi udara. Di kota besar, udara sudah bercampur dengan gas polutan dan debu yang berasal dari kendaraan bermotor maupun cerobong pabrik.
Kesegaran udara pada lingkungan rumah dapat diciptakan oleh rindangnya tumbuh-tumbuhan (pepohonan dan tanaman semak). Tumbuhan sebagai produsen oksigen (O2), penyerap karbondioksida (CO2), penyaring debu polusi dan peneduh bisa membantu persediaan udara segar untuk manusia.
Tak cuma itu, ruang antara atap dan plafon juga harus diberi lubang ventilasi untuk mengurangi panas akibat radiasi matahari.
Penataan ruang-ruang juga perlu diperhatikan, Bagian Timur-Barat yang mendapat cahaya matahari langsung sebaiknya bukanlah ruang utama, melainkan ruang servis yang juga berfungsi sebagai penahan radiasi.
Dapat juga dipakai jenis material yang mampu mereduksi panas. Penanaman berbagai jenis tanaman bisa membantu menurunkan suhu luar.
Problem rumah di kota besar adalah letaknya yang saling berdempetan satu sama lain. Hal ini menyulitkan aliran udara karena minimnya bukaan. Salah satu solusi yakni dengan membuat dinding rangkap. Di antara kedua dinding itu terdapat ruang yang diberi lubang ventilasi. Tapi jangan lupa agar ruang itu tetap dapat dibersihkan dan bebas dari hama atau hewan pengganggu.
Sebenarnya masih banyak jalan keluar untuk menciptakan suhu nyaman pada rumah tropis. Dengan mengenali kondisi iklim dan masalah yang ada disertai analisis sederhana, setiap orang tentunya dapat mencarikan solusi bagi rumahnya masing-masing.
Baca Juga: 3 Aspek Utama Mewujudkan Rumah Sehat agar Nyaman dan Estetis
Q & A tentang Sirkulasi Udara
- Mengapa sirkulasi udara penting?
Sirkulasi udara pada suatu ruang, selain dapat memberikan kenyamanan juga sangat menguntungkan bagi kesehatan. Udara yang selalu berganti baru dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit, sehingga mencegah perasaan gerah dan lengket.
Selain itu sirkulasi udara menghindarkan terbentuknya zat-zat berbahaya yang terdapat pada bahan cat, karpet, atau mebel baru (yang mengandung bahan pelitur), akibat reaksi uap air dalam udara dengan bahan kimia.
- Apa maksud dari sirkulasi udara menghindarkan terbentuknya zat berbahaya?
Jika tidak tersapu oleh aliran udara, maka zat-zat kimia tertentu akan tertinggal di dalam ruangan dan terhirup oleh pernafasan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Oleh sebab itu pergantian udara sangat penting agar zat berbahaya tidak mengendap di dalam ruang.
- Apakah aliran udara berhubungan juga dengan ketersediaan oksigen?
Ya, udara yang mengalir dapat mengurangi uap air dalam udara yang berlebih dan dapat memperbanyak jumlah oksigen. Dengan banyaknya jumlah oksigen, tentunya akan lebih nyaman bagi kitauntuk bernafas.
- Apakah sirkulasi udara pada rumah-rumah yang ada saat ini sudah memenuhi syarat?
Perkembangan teknologi isolasi pada rumah justru makin memperkecil terjadinya pertukaran udara. Uap air yang terbentuk pada saat memasak, mencuci, dan mandi cenderung mengendap dalam ruangan.
- Bagaimana cara mengatasi udara yang tidak mengalir?
Perlu sedikitnya empat kali dalam sehari membuka jendela, agar sirkulasi udara dapat terjadi. Utamanya pada ruangan yang udaranya banyak mengandung uap air seperti dapur dan kamar mandi. Bukalah jendela setiap kali ruangan selesai digunakan agar uap air segera keluar.
- Jika minim bukaan di rumah, apa yang harus dilakukan?
Aliran udara dapat dibantu dengan penggunaan kipas angin sehingga udara dapat berputar. Letak terbaik adalah pada tempat yang aktivitasnya banyak. Tapi paling tidak bukaan harus tetap ada meskipun minim agar selalu ada pergantian udara.
Baca Juga: Secondary Skin untuk Rumah, Kulit Kedua yang Bikin Estetik dan Hemat Listrik
Sumber: Serial Rumah “Rumah Sehat”
Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook Ranah Rumah, Instagram @ranahrumahcom. (RR)