Mengenal Kanker Paru: Tanda dan Gejala Serta Cara Mengurangi Risiko Terkena

Kanker paru menempati urutan nomor dua kejadian kanker di Indonesia. Angka kematian yang tinggi pada kanker paru disebabkan oleh keterlambatan penanganan pada pasien kanker paru. Sebanyak 90 persen dari pasien kanker paru baru datang ke dokter setelah mereka memasuki stadium lanjut. Yuk kenali tanda dan gejala serta faktor risiko terkena kanker paru ini.

Mengenal kanker paru: Tanda dan gejala serta cara mengurangi risiko terkena- "Lung Cancer Awareness Mont 2024: Sayangi Paru, Segera Lakukan Skrining" (Ilustrasi Foto: Pexels)

Ranahrumah.com – KESEHATAN | Mengenal kanker paru: Tanda dan gejala serta cara mengurangi risiko terkena.

Global Observatory on Cancer (GLOBOCAN) tahun 2022 menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat 66.271 jumlah kasus baru dan sebanyak 34.339 jumlah kematian akibat kanker paru. Tingginya jumlah kasus dan kematian menandakan pentingnya pengendalian faktor risiko sebagai upaya pencegahan.

Ketua Bidang Ilmiah Yayasan Kanker Indonesia, Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., Sp.P(K), yang juga merupakan Guru Besar dalam bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, mengutarakan, “Angka kematian yang tinggi pada kanker paru disebabkan oleh keterlambatan penanganan pada pasien kanker paru. Sebanyak 90 persen dari pasien kanker paru baru datang ke dokter setelah mereka memasuki stadium lanjut, ” ujarnya di acara talkshow “Lung Cancer Awareness Mont 2024: Sayangi Paru, Segera Lakukan Skrining”. Acara Talkshow ini diadakan bersamaan dengan peluncuran kegiatan pra-skrining kanker paru dan “Run For Healthy Lungs” oleh Yayasan Kanker Indonesia didukung program “Dedikasi Untuk Negeri” dari Bank Indonesia pada Selasa, 19 November 2024.

Kesadaran masyarakat akan kanker paru perlu ditingkatkan. “Kesembuhan pada pasien kanker bisa mencapai 90 persen jika ditangani sejak dini. Oleh sebab itu, skrining kanker paru dan deteksi dini kanker paru menjadi sangat penting, khususnya bagi mereka yang berisiko tinggi,” ujar Prof. Elisna.  

Pra-Skrining dilaksanakan melalui pengisian Kuesioner Profil Risiko Kanker Paru, “Apabila pra-skrining menunjukkan responden memiliki risiko tinggi, harus dilanjutkan dengan skrining kanker paru dan pemeriksaan medik lebih lanjut, jelas Prof. Elisna.

Baca Juga: Kasus Autoimun Meningkat, Tantangan Baru Di Era Kesehatan Modern

Baca Juga: Mengenal Jenis Kanker Payudara HER2-Rendah dan Terapi yang Tepat di Kampanye #AndHerTogether

Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., Sp.P(K), Ketua Bidang Ilmiah Yayasan Kanker Indonesia di acara talkshow “Lung Cancer Awareness Mont 2024: Sayangi Paru, Segera Lakukan Skrining” pada Selasa, 19 November 2024.

Memahami lebih dalam tentang Kanker Paru

Prof. Elisna menjelaskan, bahwa kanker paru ada 2 jenis berdasarkan sumber penyebabnya. Pertama, kanker paru primer, yaitu kanker paru yang berasal dari sel epitel saluran napas. Sementara jenis yang kedua yaitu kanker paru sekunder atau metastasis adalah kanker yang berasal dari organ lain seperti kanker payudara, kanker serviks, kanker kolon kanker prostat yang menyebar dan tumbuh di paru.

“Tanda dan gejala respirasi akibat efek kanker primer di paru adalah batuk yang tak kunjung sembuh, batuk darah, sesak napas, nyeri dada. Sementara tanda dan gejala karena penyebaran kanker dalam rongga dada adalah nafsu makan menurun, berat badan turun drastis, nyeri menelan, pembengkakan pada wajah dan lengan, suara serak, suara batuk melemah, nyeri dada pleuritik, kelopak mata menurun, pupil mata mengecil, berkurangnya keringat pada wajah, hingga nyeri bahu dan penyusutan otot di bahu dan lengan,” jelas Prof. Elisna.

“Adapun faktor risiko kanker paru di antaranya akibat merokok aktif, perokok pasif, memiliki riwayat merokok, usia di atas 45 tahun, radon, riwayat dalam keluarga, polutan lingkungan dan rumah tangga, dan penyakit paru kronis,” pungkas Prof. Elisna.

Baca Juga: Tips Memilih Obat Batuk OTC (Dijual Bebas) yang Tepat menurut Dokter Spesialis

Baca Juga: Benarkah Obat Mahal Meski Indonesia Sudah Mandiri dalam Produksi Obat?

Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia menegaskan komitmen AstraZeneca Indonesia dan melanjutkan kemitraannya dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) untuk mengedukasi serta mengadvokasi skrining dini dan langkah-langkah pencegahan kanker paru-paru.

Tips Mengurangi Risiko Kanker Paru

Selain melakukan pra-skrining dan skrining kanker, Prof. Elisna menghimbau masyarakat untuk mengurangi risiko kanker dengan berhenti merokok; menghindari paparan radon atau gas radioaktif alami yang dapat menumpuk di rumah dan tempat kerja; bahan kimia yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru; memperbaiki pola makan tinggi antioksidan, vitamin dan mineral; melakukan olahraga sedang setidaknya 150 menit setiap minggu, seperti jalan cepat atau bersepeda; membatasi konsumsi alkohol.

“Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan dan melakukan perubahan gaya hidup, setiap individu dapat membantu mengurangi risiko kanker paru dan mendukung komunitas yang lebih sehat,” tambah Prof. Elisna.

Baca Juga: Memberi Dukungan Suportif pada Anak Penyandang Kanker, Ajakan YKI di Hari Anak Nasional 2024

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia mengatakan bahwa AstraZeneca senantiasa berkomitmen untuk mengatasi tantangan kanker paru-paru di Indonesia melalui pengobatan inovatif dan akses perawatan yang lebih baik untuk pasien.

Dalam Bulan Kesadaran Kanker Paru-Paru ini, AstraZeneca Indonesia melanjutkan kemitraannya dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) untuk mengedukasi serta mengadvokasi skrining dini dan langkah-langkah pencegahan kanker paru-paru. Hal ini sebagai perwujudan upaya pengendalian faktor risiko sebagai upaya pencegahan kanker paru.

Baca Juga: Waspadai Kanker Usus Besar! Ini Gejala, Pengobatan, dan Perawatannya

Baca Juga: Kolaborasi Y.O.U dan Lovepink Kampanyekan #CaringGlow Kepedulian pada Kanker

Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook Ranah Rumah, Instagram @ranahrumahcom. (RR)