
Ranahrumah.com _ EKSTERIOR | Tips anti gagal menanam ala hidroponik.
Hidroponik adalah proses menanam tanpa tanah melalui sistem khusus, di mana tanaman disuplai nutrisi yang telah dicampur air.
Tanaman hidroponik biasanya 95% berhasil panen. Karena inilah banyak orang tertarik untuk melakukannya. Selain menjadi solusi terciptanya ruang hijau meski lahan di rumah kecil dan mendukung terciptakan swasembada pangan, menanam hidroponik yang diseriusin bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
Banyak juga pelatihan-pelatihan diadakan termasuk dari Kementerian Tenaga Kerja yang lewat situsnya skillhub.kemnaker.go.id membuka pendaftaran pelatihan ini untuk tingkat pemula secara gratis.
Tak ketinggalan, perusahaan swasta elektonik rumah tangga, Sharp Indonesia, melalui CSR-nya membuka progam pelatihan pertanian modern Sharp Hydro Heroes bagi para pemuda, yang juga dalam pelatihannya menerapkan sistem penanaman hidroponik.
Komunitas Belajar Bareng Hidroponik pun banyak ada di daerah-daerah di Indonesia. Website Komunita.id memiliki daftar komunitas-komunitas itu yang bisa dikunjungi.
Menanam hiroponik memang menjanjikan keberhasilan 95%. Namun meski mudah dan menjamin keberhasilan yang tinggi, kamu tetap harus cermat melakukannya. Nah, faktor apa saja yang mendukung keberhasilan? Apa saja yang bisa memicu kegagalan dalam berkebun hidroponik?
Baca Juga: 5 Cara Menanam Ala Hidroponik di Rumah Mungil
Baca Juga: Praktis Berkebun di Dalam Rumah, Aman Hama dan Perubahan Cuaca

Vivi Ho, salah satu pengurus komunitas Belajar Bareng Hidroponik (BBH), membagikan ilmunya sebagai berikut.
Mulailah dari tanaman yang mudah tumbuh, seperti kangkung, bayam, atau pakcoy. Jangan menanam jenis yang kurang sesuai. Tanaman yang tidak membutuhkan banyak air, seperti adenium dan kaktus, tidak cocok ditanam hidroponik.
Selain itu, tanaman yang harus dipanen dalam waktu lama, misalnya durian dan kelapa, juga dinilai Vivi kurang efektif, karena mahal dan boros pupuk. Efektifnya, panen bisa dilakukan antara 1–3 bulan.
Perlakuan untuk penanaman di dataran tinggi dan rendah pun berbeda. Suhu tinggi membuat reaksi kimia tanaman sangat cepat, yang membuatnya cepat “haus”. Seperti manusia yang cepat haus di tempat panas. Sedangkan tanaman di dataran tinggi mengalami reaksi kimia lambat, sehingga nutrisi perlu dipadatkan. Pastikan tanaman cocok ditanam di iklim rumah, misalnya jangan nekat menanam brusselsprout, brokoli, atau stroberi di dataran rendah, karena kemungkinan gagalnya tinggi.
Selain beberapa faktor di atas, kegagalan juga bisa disebabkan oleh bibit yang kurang baik dan faktor lingkungan, seperti tikus, burung, atau kotoran yang terbawa angin. Untuk skala rumah tangga, Vivi menyarankan untuk tidak menggunakan pestisida.
Namun jika hama tanaman sangat mengganggu, dapat menggunakan pestisida alami. Selain itu, untuk membersihkan tanaman, cukup diangkat dan dicuci dengan sabun cuci piring. Praktis, kan? (RR)
Baca Juga: Hidroponik dan Manfaatnya, Cara Mudah Panen Sayur dan Buah dari Rumah Sendiri
Baca Juga: Program Sharp Hydro Heroes Siapkan Pemuda jadi Petani Milenial untuk Pertanian Modern
Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook Ranah Rumah, Instagram @ranahrumahcom



