3 Pilihan Jenis Kayu untuk Menciptakan Kesan Rastik

Konsep rastik (rustic) tak asing di dunia interior, baik itu hunian atau ruang publik. Kayu-kayu apa saja yang bisa dipakai untuk mewujudkan konsep ini?

Kayu jati belanda atau kayu pinus hasil bomgkaran peti kemas yang digunakan untuk menciptakan kesan rastik di dapur.

Ranahrumah.com – INSPIRASI | 3 Pilihan jenis kayu untuk menciptakan kesan rastik

Kayu dengan ciri-ciri seperti apa yang mengisi ruangan-ruangan berkonsep rastik? Inilah beberapa ciri di antaranya. Serat-serat kayu terlihat apa adanya, tanpa lapisan cat berwarna solid yang menutupi setiap sisinya. Di beberapa sudut, tampak lubang bekas paku yang menjadi noda menghitam. Namun, noda-noda tersebut sengaja tak ditutupi. Sengaja diekspos. Tak seperti kayu-kayu lapis pada umumnya, yang dilapisi lagi oleh cat duco ataupun HPL

Tak sedikit orang menggandrungi gaya rastik ini. Itu karena kesan alami yang dihadirkan oleh material yang dipakai dalam gaya ini, ke dalam sebuah ruangan. Tak heran. Rastik, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan rustic, berasal dari kata “rust”, yang berarti karat. 

Karakter khas dari konsep ruangan seperti ini, adalah pemakaian material yang ‘jujur” dan “mentah”. Biasanya, untuk mendapatkan harga murah, dan mengusung konsep ramah lingkungan, kayu-kayu yang dipakai adalah kayu bekas pakai. Namun, menurut sumber dari 2madison Design House, tak semua kayu sesuai untuk diterapkan dalam konsep rastik ini. 

Lantas, kayu-kayu apa sajakah yang bisa kamu gunakan untuk konsep desain rastik tersebut? Berikut adalah beberapa jenis pilihan kayu untuk menciptakan kesan rastik.

Baca Juga: DIY! Pasang Sendiri Panel Dinding, Hemat Tenaga dan Biaya

Kayu peti kemas menjadi salah satu jenis kayu yang populer digunakan untuk menciptakan kesan rastik.
  • Kayu Jati Belanda atau Kayu Pinus Bekas Peti Kemas

Menurut situs JEPARAHANDICRAFT , kayu jati belanda sebenarnya merupakan kayu Pinus yang sangat terkenal dan sangat banyak digunakan di berbagai belahan dunia karena memiliki serat atau corak tekstur kayu yang sangat bagus dan juga memiliki permukaan serat yang halus.

Kayu Pinus ini disebut Jati Belanda bukan karena kayu asal atau yang tumbuh di Belanda, melainkan karena sejarahnya di mana kayu ini terkenal karena digunakan sebagai kayu palet untuk pengiriman barang-barang dari luar negeri. Di Indonesia khususnya di daerah Sumatra sangat banyak tumbuh pohon pinus khususnya pinus Merkusi atau dikenal dengan Pinus Tusam.

Sebelum dibentuk menjadi peti kemas, material yang dipakai merupakan kayu berusia muda. Tak heran, warnanya cenderung terang, bahkan akan berwarna kekuningan, terutama bila telah dihaluskan. 

Kayu yang berasal dari Jerman, Jepang, Korea Selatan, dan Cina ini memang digandrungi karena coraknya yang eksotis dan menarik mata. Maka, bila kamu memilih pelapis, ada baiknya kamu memilih finishing transparan. 

Harganya pun relatif murah, bahkan jika dibandingkan dengan kayu lapis (plywood) sekalipun, mengingat kayu ini merupakan material bekas pakai. Biasanya, harga per papan—dengan beragam ukuran, tergantung dari ukuran peti kemas—adalah Rp10.000.  

Sayangnya, sifat muai susut yang tinggi menjadi kekurangan kayu peti kemas ini, terutama ketika diolah menjadi sebuah produk, salah satunya furnitur.  Daya tahannya pun cukup rentan, apalagi jika dibandingkan dengan kayu lapis.  Selain itu, karakter dasar kayu pinus memang tak tahan akan cuaca, dan akan mudah lapuk.

Tips pengaplikasiannya, gunakan kayu jenis ini sebagai furnitur dalam ruang. Sebisa mungkin, jangan sampai terkena paparan sinar matahari langsung, ataupun sering ditempa air dan minyak—seperti area dapur dan kamar mandi.

Baca Juga: Plus Minus Kayu Sintetis, Suede, dan Vinil sebagai Soft Furnishing

  • Kayu Bongkaran Kapal 

Mengingat fungsi asli sebuah kapal, yang harus berkenaan dengan air terus menerus, tak heran bila material pembentuknya terbuat dari kayu-kayu berkualitas, seperti jati, bangkirai, kamper, dan ulin. 

Alhasil, material bekas bongkaran kapal pun bisa dimanfaatkan lagi sebagai elemen interior dan eksterior hunian, mengingat karakternya yang tahan pada air dan perubahahi cuaca. Karakter materialnya pun unik, bertekstur kasar, dengan guratan-guratan alami di permukaannya. Namun, menurut Lukie, desainer dan pemilik bengkel kayu Metronome, kayu bongkaran kapal ini akan terlihat berkarakter dan sesuai konsep rastik, bila tidak mengalami proses penyerutan. 

“Dengan tekstur kasar, justru furnitur berbahan kayu bongkaran kapal akan terlihat lebih eksotis,’ ujar Lukie. 

Berbeda dengan kayu peti kemas yang bisa dibeli per papan, kayu bongkaran kapal tidak tersedia dalam jumlah satuan. “Biasanya, dijual dalam jumlah besar, yaitu per meter kubik, kira-kira terdiri dari 1.000 papan kayu. Harganya bisa mencapai Rp11.Juta,” tambah Lukie. 

Tips pengaplikasiannya, kayu ini bisa merijadi bahan dasar furnitur eksterior ataupun interior. Namun, ada baiknya, kamu menyemprotkan larutan antihama dan antirayap dulu, agar hama yang dapat berbahaya bagi manusia, tidak masuk ke dalam kayu. 

Baca Juga: 3 Material Pintu Non-Kayu Anti Rayap Harga Terjangkau

  • Kayu Bongkaran Rumah Lama

Material pembentuk rumah-rumah lama, seperti rumah joglo khas tanah Jawa, memiliki kualitas yang tak bisa diragukan lagi, baik itu material struktur konstruksi, dinding, hingga kusen, dan pintu. Jati tua, adalah contoh kayu yang sering dipkai untuk rumah-rumah lama ini. 

Berbeda dengan kayu-kayu olahan yang semakin rapuh dimakan usia, kayu bongkaran rumah lama ini cenderung keras, kuat dan tahan lama. Selain itu, serat kayu khas jati menjadi salah satu keunggulan material bekas pakai ini. 

Untuk mengolahnya menjadi furnitur atau produk baru, kayu tersebut harus diserut, dihaluskan, dan diampelas kembali, hingga kamu bisa mendapatkan kesan rastik, tanpa harus tampak tua. Biasanya, kayu bongkaran rumah joglo ini dibanderol dengan harga Rp15 juta per meter kubik—kira-kira berjumlah 1.000 papan. 

Harganya memang cenderung lebih murah, ketimbang membeli kayu jati yang baru, yang biasanya dijual dengan harga Rp80.000 per papan.

Tips pengaplikasiannya, serat nan eksotis memang menjadi keunggulan kayu jati. Namun, kayu jati bekas seringkali dihinggapi jamur di permukaannya, oleh karena itu perlu diserut hingga halus. (RR)

Baca Juga: 5 Pilihan Kayu untuk Pagar, Ini Kelebihan dan Kekurangannya!

Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook Ranah Rumah, Instagram @ranahrumahcom