Cara Memilih Waterproofing yang Tepat,  Solusi untuk Dinding Retak dan Bocor

Penggunaan material yang tidak tahan air, akan membuat dinding eksterior mudah retak dan mengalami kebocoran. Oleh sebab itu, dibutuhkan waterproofing, material pelindung agar dinding eksterior terhindar dari masalah-masalah tersebut.

Cara memilih waterproofing yang tepat, solusi untuk dinding retak dan bocor.

Ranahrumah.com – TIPS & TRIK | Cara memilih waterproofing yang tepat, solusi untuk dinding retak dan bocor.

Selain menggunakan cat pelindung, siasat lain yang bisa digunakan untuk melindungi material yang rentan terhadap air adalah melapisinya dengan waterproofing. Selain melindungi, waterproofing ini juga ampuh memperbaiki dinding eksterior yang rusak—timbul bercak hitam atau retak rambut—akibat terpaan cuaca.

Ada beberpa jenis waterproofing yang dibedakan dari bahan penyusunnya. Merek waterproofing di pasaran pun beragam, di antarnya SikaCoat, AM110, atau Aquaproof.

Beragam jenis watrerproofing dapat ditemukan di supermarket bahan bangunan. Nah, agar tak bingung, berikut tips memiih waterproofing untuk mengatasi bocor dan cara yang pengaplikasiannya yang tepat.

Baca Juga: 8 Langkah Siapkan Rumah Hadapi Hujan, Bebas Bocor, Lembap, dan Korsleting

Baca Juga: Dehumidifier Canggih Solusi Rumah Lembap dan Bau Apek, Jamur dan Tungau

1. Ketahui bahan dasarnya.

Bahan dasar waterproofing itu berbeda-beda, ada cement based, akrilik, dan polyurethane (PU). Cement based umumnya terdiri atas dua kompenen, cairan dan bubuk yang mirip semen, sementara akrilik dan PU umumnya terdiri dari satu komponen dan bentuknya menyerupai cat.

2. Pilih sesuai area pakainya.

Masing-masing waterproofing tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Karena itu, untuk menentukan waterproofing mana yang harus dipakai, pastikan dulu di mana area yang akan diatasi berada. Untuk area yang digenangi air, seperti kamar mandi, kolam renang, atau kolam ikan, gunakan waterproofing cement based. Sementara, untuk area yang terekspos matahari langsung, seperti genting, nok, dan dinding luar, gunakan waterproofing berbahan dasar akrilik.

Baca Juga: Membuat Kolam Ikan Koi Bebas Masalah dan Anti Bocor

3. Optimal gunakan sesuai peruntukkannya.

Karena bahan dasarnya semen, waterproofing cement based sebaiknya tidak digunakan untuk area yang langsung terekspos sinar matahari seperti dak yang tidak diplester, nok, dan sebagainya. Jika memaksa menggunakannya, waterproofing tidak bisa berfungsi maksimal karena jenis ini mudah retak.

4. Ketahui harganya.

Dari segi harga, waterproofing berbahan akrilik relative lebih mahal dibanding cement based. Di pasaran, untuk 20kg waterproofing akrilik, harganya sekitar Rp700.000. Sementara, kalau cement based, untuk 25kg harganya sekitar Rp300.000. Namun, lagi-lagi, jangan lihat harganya, namun lihat fungsinya.

5. Ikuti standar pemakaian yang benar.

Jika menggunakan waterproofing jenis cement based, dianjurkan untuk melakukan dua kali pelapisan, dan diaplikasikan secara menyilang (lapisan pertama dan kedua berbeda arah sapuan). Sementara waterproofing akrilik, boleh diaplikasikan sekali dengan arah yang lebih bebas.

Baca Juga: Masalah Atap Bocor Tak Kelar-Kelar? Jangan Salah Pilih Pelapis!

Baca Juga: Atasi Pipa Bocor Penyebab Dinding Lembap, Cara Temukan Titiknya!

Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook Ranah Rumah, Instagram @ranahrumahcom. (RR)