Cegah dan Obati Pneumonia: Pentingnya Gaya Hidup Sehat dan Vaksinasi

Ciptakan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045, Pfizer Indonesia dan IAKMI mendorong generasi sehat bebas pneumonia. Penyakit pernapasan paling mematikan di dunia yang biasa dikenal sebagai “radang paru” atau “paru-paru basah” ini dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, orang dewasa, dan manula.

Bahaya Pneumonia pada Anak

Menimbang bahaya pneumonia pada kesehatan anak, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa ada lebih dari 19.000 anak balita meninggal karena pneumonia di Indonesia. Angka kematian anak akibat pneumonia tidak pernah lepas dari tiga perangkat teratas penyebab kematian anak, sehingga menunjukkan betapa bahayanya penyakit ini.

Menimbang bahaya pneumonia pada kesehatan anak, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa UNICEF mengestimasi 19.000 anak balita meninggal karena pneumonia di Indonesia th 2018. Angka kematian anak akibat pneumonia tidak pernah lepas dari tiga perangkat teratas penyebab kematian anak, sehingga menunjukkan betapa bahayanya penyakit ini.

Gejala pneumonia pada anak dapat dideteksi dan dapat dicegah dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat serta konsumsi makanan bernutrisi, sehat dan seimbang termasuk ASI eksklusif.

Selain itu, imunisasi juga tak kalah penting untuk dilakukan sebagai langkah utama dalam mencegah pneumonia pada anak. “Dengan imunisasi yang lengkap, anak akan terhindar dari penyakit pneumonia, maupun penyakit yang berbahaya lain, seperti radang selaput otak dan radang telinga atau otitis yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus. Imunisasi pneumokokus yang lengkap dapat menekan angka prevalensi pneumonia pada anak-anak,” lanjut dr. Hartono Gunardi yang tegas menyatakan hal ini penting untuk mewujudkan generasi penerus yang sehat pada momentum Indonesia Emas 2045.

Selain tenaga kesehatan, orang tua juga memiliki peran penting dalam mendeteksi dan mencegah pneumonia pada anak. 

Nucha Bachri, co-founder Parentalk.id juga berkesempatanberbagi pengalaman sebagai orang tua dalam menghadapi pneumonia pada anak-anak. Berdasar Sharing pengalamannya dengan sesama ibu-ibu, Nucha mengatakan bahwa proses pengobatan pneumonia pada anak sangatlah menyita waktu dan tenaga orang tua, begitupun dengan biaya yang dikeluarkan. Karenanya, sangatlah penting menurutnya, orang tua mengambil langkah preventif  dan terapkan pola hidup sehat.

Baca Juga: 5 Pertimbangan Penting Saat Membeli Air Purifier & Teknologi Tambahannya

Baca Juga: Sharp Gelar Promo Penjualan Air Purifier Plasmacluster Khusus untuk Para Dokter

Kolaborasi berbagai pihak dalam peringatan Hari Pneumonia Sedunia 2024 mengajak masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya gaya hidup sehat dan vaksinasi sebagai langkah preventif melindungi diri dari pneumonia. (Foto: IST)

Waspadai Pneumonia pada Usia Lanjut dan Kondisi Komorbid

Mengingat pneumonia dapat menyerang segala usia termasuk orang dewasa, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-Al, FINASIM, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksinasi Dewasa Perhimpunan  Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), menjelaskan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang bersifat serius, khususnya pada populasi usia lanjut dan pasien dengan kondisi komorbid.

Data Riskesdas Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa penderita pneumonia meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pasien yang sudah terinfeksi pneumonia dan memerlukan perawatan di rumah sakit rata-rata menjalani perawatan selama 12 hari, dengan 14% di antaranya memerlukan perawatan di ICU.

“Ada berbagai faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya pneumonia pada dewasa, seperti faktor umur, pekerjaan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan. Risiko pneumonia juga semakin tinggi apabila sebelumnya pasien sudah memiliki penyakit kronis,” jelas Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-Al, FINASIM.

Bakteri pneumokokus yang merupakan salah satu penyebab pneumonia dapat menyerang seluruh kelompok usia dewasa. Hal ini bisa disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh seiring pertambahan usia. Oleh sebab itu, setiap orang dewasa perlu menjalani vaksinasi guna melindungi diri dari risiko pneumonia, sehingga dapat membantu mengurangi risiko rawat inap, biaya pengobatan yang tinggi, dan komplikasi yang mungkin timbul akibat pneumonia.

dr. Sukamto juga menekankan bahwa perekonomian negara dapat memperoleh manfaat besar dari peningkatan penerimaan imunisasi di semua kelompok umur. “Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang paling hemat biaya yang kita miliki. Berdasar studi International Longevity Centre UK setiap 1 dollar AS (Rp 16.000) yang diinvestasikan dalam imunisasi pneumonia dewasa menghasilkan 19 dollar AS (Rp 300.000) kembali ke sistem kesehatan dan masyarakat yang tentunya melampaui pengeluaran untuk perawatan pneumonia,” kata dr. Sukamto.

Baca Juga: Jadi Solusi Udara Buruk, Ini Beda Air Purifier, Humidifier, dan Dehumidifier