Cegah dan Obati Pneumonia: Pentingnya Gaya Hidup Sehat dan Vaksinasi

Ciptakan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045, Pfizer Indonesia dan IAKMI mendorong generasi sehat bebas pneumonia. Penyakit pernapasan paling mematikan di dunia yang biasa dikenal sebagai “radang paru” atau “paru-paru basah” ini dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, orang dewasa, dan manula.

Ilustrasi Pneumonia penyakit pernapasan paling mematikan di dunia yang biasa dikenal sebagai “radang paru” atau “paru-paru basah” ini dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, orang dewasa, dan manula. (SHUTTERSTOCK/Kateryna Kon)

Ranahrumah.com – KESEHATAN | Cegah dan Obati Pneumonia: Pentingnya Gaya Hidup Sehat dan Vaksinasi.

Sebagai bagian dari peringatan Hari Pneumonia Sedunia yang jatuh setiap tanggal  12 November,  Pfizer Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengadakan diskusi publik bertajuk “Bersama Cegah Pneumonia Menuju Indonesia Emas 2045”.

Visi Indonesia Emas 2045 merupakan cita-cita besar yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia. Pada tahun 2045, Indonesia diharapkan menjadi negara maju dengan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat yang tinggi. Untuk mencapai visi tersebut, penciptaan masyarakat yang sehat dan bebas dari berbagai penyakit, termasuk pneumonia, menjadi penting dan perlu diperhatikan oleh semua kalangan. 

Diskusi yang melibatkanberbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), komunitas HRD, serta komunitas peduli kesehatan ini membahas mengenai pentingnya vaksinasi serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk  melindungi masyarakat dari ancaman pneumonia, sejalan dengan tema nasional ”Cegah, Lindungi dan Obati Pneumonia”. 

Baca Juga: Atasi Polusi Udara Mulai dari Rumah, Kenali 6 Pemicu & Sumbernya!

Baca Juga: 6 Cara Rumah Aman dari Perubahan Cuaca Ekstrem di Musim Kemarau

Memperingati Hari Pneumonia Sedunia yang jatuh setiap tanggal  12 November, Pfizer Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengadakan diskusi publik bertajuk “Bersama Cegah Pneumonia Menuju Indonesia Emas 2045” pada 18/11/24. (Foto: IST)

Pneumonia Jadi 10 Penyebab Utama Kematian di Indonesia

Pneumonia merupakan salah satu tantangan utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Pneumonia atau sering disebut sebagai radang paru atau “paru-paru basah” merupakan salah satu penyakit pernapasan yang paling mematikan di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniabiasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas dan dapat menyebar melalui percikan air liur atau dahak saat penderita batuk. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau status kesehatan.

Di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 penyebab utama kematian, terutama pada kelompok rentan seperti bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun. Data Profil Kesehatan 2022 menyebutkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada post-neonatal (29 hari-11 bulan) yaitu sebesar 15,3% dan pada balita kelompok usia 12-59 bulan (12,5%).

Selain anak-anak, orang dewasa juga memiliki risiko tinggi terhadap  pneumonia. Data Riskesdas Indonesia pada tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi pneumonia meningkat seiring bertambahnya usia, dengan 2,5% pada kelompok usia 55-64 tahun, 3,0% pada kelompok usia 65-74 tahun, dan 2,9% pada usia 75 tahun ke atas.

“Dengan kejadian pneumonia yang masih tinggi di Indonesia yang menyerang anak-anak maupun orang dewasa, Pfizer  berkomitmen mendorong dan mengajak masyarakat bersama-sama melakukan tindakan berupa aksi pencegahan penyakit pneumonia.

Baca Juga: Tips Memilih Obat Batuk OTC (Dijual Bebas) yang Tepat menurut Dokter Spesialis

Kolaborasi strategis dengan IAKMI dan  perhimpunan asosiasi dokter di Indonesia merupakan upaya untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya pencegahan pneumonia agar anak-anak dan orang dewasa terhindar dari penyakit yang berpotensi mematikan tersebut,” ujar Hendra Wijaya, Direktur, Pfizer Indonesia.

 “Terdapat tiga pilar utama yang harus diperhatikan pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat umum di Indonesia guna mengendalikan dan mencegah pneumonia: pertama, lindungi masyarakat dengan mempromosikan praktik kesehatan yang baik; kedua, mencegah masyarakat terkena pneumonia dengan memastikan pelaksanaan vaksinasi dan lingkungan yang sehat; ketiga, mengobati individu yang terinfeksi pneumonia dengan tatalaksana perawatan yang tepat. Dengan menerapkan tiga langkah tersebut, kita bisa mengendalikan dan menurunkan angka kejadian pneumonia demi Indonesia yang lebih sehat dan produktif untuk menggapai visi Indonesia Emas 2045,” jelas dr. Ina Agustina Isturini, MKM – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kemenkes RI. Hari Pneumonia Dunia 2024 mengangkat tema nasional “Cegah, Lindungi, dan Obati Pneumonia” dikatankan dr. Ina adalah sebagai  upaya untuk meningkatkan kesadaran serta pencegahan terhadap penyakit berbahaya ini.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D menyampaikan pentingnya ketersediaan obat dan vaksin inovatif untuk mendukung Indonesia yang lebih sehat. “Pneumonia saat ini masih menjadi tantangan utama kesehatan di Indonesia, sehingga ketersediaan vaksin pneumokokal yang inovatif dan efektif sangat dibutuhkan masyarakat untuk mencegah infeksi akibat pneumonia serta membantu mengurangi angka kematian akibat pneumonia pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Saya telah mengevaluasi produk vaksin dan melihat bahwa vaksin pneumokokal yang diproduksi oleh Pfizer memiliki efikasi yang cukup tinggi, sehingga dinilai sangat bisa membantu pencegahan penyakit ini,” ujar Taruna.

Taruna menambahkan bahwa BPOM juga berkomitmen untuk terus mempercepat proses registrasi obat dan vaksin baru dari 300 hari kerja menjadi 120 hari kerja, dan dari 120 hari kerja menjadi 90 hari kerja untuk pendaftaran melalui reliance pathway.

Baca Juga: YKI Gelar “Run For Healthy Lungs” dan Pra- Skrining untuk Tingkatkan Prognosis Kesembuhan Kanker Paru

Baca Juga: Mengenal Kanker Paru: Tanda dan Gejala Serta Cara Mengurangi Risiko Terkena