
Memberi Dukungan Suportif pada Anak Penyandang Kanker saat Perawatan di Rumah
Dalam paparannya, dr. Anky Tri Rini Kusumaning Edhy, Sp.A.(K), dokter Spesialis Anak—Ahli Hematologi Onkologi dari Yayasan Kanker Indonesia, menjelaskan, “Sangatlah penting bagi orang tua dari anak penyandang kanker untuk memahami tentang perawatan anak dengan kanker di rumah, termasuk kondisi efek samping kemoterapi, bagaimana mengatasi efek samping dan penanganannya, kapan harus kontrol, serta keadaan yang memerlukan penanganan segera seperti bila terjadi demam.”
Pada anak dengan kanker, terjadi perubahan indera pengecap rasa. ”Oleh karena itu penting untuk diperhatikan kecukupan nutrisinya, bagaimana pemenuhan kebutuhan cairan dan perhatikan juga gejala lain seperti nafsu makan yang menurun, adakah sariawan atau mulut menjadi kering, ataukah nyeri tenggorokan terutama ketika menelan,” jelas dr. Anky.
dr. Anky menyarankan untuk memperhatikan kebersihan mulut yang bisa dilakukan dengan kumur antiseptik, memberikan obat sariawan jika sariawan, minum air hangat jika merasa haus, dan makan makanan lunak.
Baca Juga: Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa, Jangan Sepelekan hingga Jadi Kronis
Baca Juga: Dehumidifier Canggih Solusi Rumah Lembap dan Bau Apek, Jamur dan Tungau
Memberi Dukungan Suportif pada Anak Penyandang Kanker dalam Penyediaan Nutrisi
dr. Yoga Devaera Sp A(K) dalam paparannya bertajuk “Peran Asupan Tinggi Protein sebagai Pemenuhan Nutrisi pada Anak dengan kanker” mengatakan bahwa malnutrisi terjadi lebih sering pada anak dengan kanker, termasuk overnutricion.
”Protein diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk mempertahankan masa otot, sebab kebutuhan protein pada anak lebih besar dibandingkan kebutuhan pada orang dewasa.”- dr. Yoga Devaera Sp A(K).
Dr. Yoga menguraikan, ”Kebutuhan protein pada anak dengan kanker lebih tinggi dari pada anak sehat. Menurunnya asupan protein tidak menyebabkan sel kanker menjadi lebih mudah dimatikan, tetapi kekurangan protein membuat kehilangan masa otot yang lebih besar dan dapat menyebabkan gejala mudah lelah.”
Sumber protein bisa didapat dari hewan dan turunannya yang dikenal protein hewani. ”Contoh sumber protein termasuk daging sapi, ikan, susu, dan protein yang didapat dari tumbuhan yang dikenal sebagai protein nabati, seperti kacang merah, kacang kedelai, gandum, sereal, buah alpukat, dan lain-lain, meski masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya,” dr. Yoga menambahkan.
Baca Juga: Begini Cara Penyakit Demam Berdarah Ditularkan
Baca Juga: 4 Langkah Cegah Jentik Nyamuk di Lingkungan Rumah untuk Cegah DBD
Memberi Dukungan Suportif bagi Orangtua yang Anaknya Menyandang Kanker
Dalam diskusi mengenai dukungan emosi pada orang tua dengan anak penyandang kanker, dr. Fransiska M Kaligis Sp. KJ (K) mengutarakan bahwa orang tua dengan anak penyandang kanker memerlukan bantuan dan perhatian khusus.
“Orang tua yang anaknya menyandang kanker adalah hidden patient. Orang tua mengalami dampak dari penyakit kanker yang dialami anak dari berbagai aspek, seperti psikologis, sosial, finansial, fisik, dan spiritual.” – dr. Fransiska M Kaligis Sp. KJ (K)
Karenanya mereka memerlukan dukungan psikososial yang dapat diakses melalui berbagai penyedia dukungan psikososial seperti support group, dukungan personal, terapi keluarga, dan sumber daya online.
Selain itu, dr. Fransiska mengutarakan bahwa tenaga kesehatan perlu menyadari beratnya beban psikologis yang dialami orang tua pasien anak dengan kanker. “Orang tua dapat mengalami stres berkepanjangan, tingkat kecemasan tinggi, dan berpotensi mengalami depresi, sehingga hal ini perlu dipahami oleh para tenaga kesehatan, dengan memberikan dukungan psikososial yang tepat selama anaknya menjalani perawatan, seperti dukungan emosional, instrumental, informasi, penilaian, dan interaksi sosial.”
Baca Juga: 5 Pertimbangan Penting Saat Membeli Air Purifier & Teknologi Tambahannya
Baca Juga: Feng Shui Kamar Anak, Desain, Letak, dan Pilihan Warnanya



