Mengenal 4 Pilihan Material Prefabrikasi untuk Dak Lantai dan Harganya: Ngedak Cepat, Hemat, & Ramah Lingkungan

Material prefabrikasi adalah pengganti material konvensional yang siap pasang sehingga menghemat waktu pengaplikasian, ramah biaya, dan memungkinkan terciptanya konstruksi berkelanjutan.

Mengenal 4 pilihan material prefabrikasi untuk dak lantai dan harganya: Ngedak cepat, hemat, & ramah lingkungan.

Ranahrumah.com – ARSITEKTUR | Mengenal 4 pilihan material prefabrikasi untuk dak lantai dan harganya: Ngedak cepat, hemat, & ramah lingkungan.

Di pasaran sudah banyak alternatif pengganti material konvensional untuk membuat dak lantai saat meningkat rumah. Material ini adalah prefabrikasi.

Kondisi material prefabrikasi yang siap pakai akanmenghemat pemakaian kayu untuk bekisting dan perancahnya. Pada sistem konvensional dibutuhkan banyak kayu untuk cetakan/bekisting dan perancahnya. Kayu-kayu tersebut setelah dipakai tidak bisa digunakan dan terbuang begitu saja. Alhasil, pembuatan dak lantai dengan perancah dan bekisting kayu tidak hemat energi karena begitu banyak kayu yang terbuang.

Dengan hadirnya material prefab, kini mengedak tak perlu lagi membutuhkan banyak kayu karena sudah banyak teknologi baru dalam membuat struktur pelat lantai yang umumnya dapat mempersingkat waktu pengerjaan, mengurangi beban struktur, dan lebih sedikit menggunakan tulangan.

Pemakaian beton untuk teknologi alternatif ini masih tetap digunakan tetapi volumenya lebih sedikit.

Baca Juga: Mengenal Beton Pracetak (Precast) Solusi Inovatif Pelaksanaan Program 3 Juta Rumah

Baca Juga: Meningkat Rumah 36 M2 di Lahan 72M2 Biaya Rp150 Jutaan dengan Memadukan Atap Genting dan Beton

Floor Decking – Mengenal 4 pilihan material prefabrikasi untuk dak lantai dan harganya: Ngedak cepat, hemat, & ramah lingkungan.

4 Pilihan Material Prefabrikasi untuk Dak Lantai dan Harganya

Setidaknya di Indonesia terdapat 4 pilihan teknologi material untuk dak lantai: floor decking, beton pracetak, keraton, dan beton aerasi. Bahan-bahan ini sudah banyak beredar di pasaran dan dipakai oleh konsumen di Indonesia. 

1. Floor Decking

Floor decking merupakan material pelat baja bergelombang yang dilapis galvanis. Material ini berfungsi sebagai bekisting dan tulangan. Dengan demikian, ketika beton yang di atasnya sudah mengering, cetakan tidak perlu lagi dibongkar. Dengan fisik bergelombang dan adanya tonjolan pada setiap sisinya, floor decking memberikan keuntungan lain yaitu penggunaan volume beton bisa lebih hemat.

Bila menggunakan bekisting dari kayu, hasil cetakan beton di bagian bawahnya akan rata sesuai dengan bentuk cetakannya. Sedangkan bila menggunakan floor decking, hasil cetakannya akan mengikuti bentuk profil floor decking yang bergelombang. Profil gelombang inilah yang akan menghemat kebutuhan pemakaian beton karena profil ini mengurangi luas penampang pelat lantai. Tebal tipisnya tetap dihitung berdasarkan lebar bentangan pelat lantai dan tergantung dari jenis bentangannya. Beberapa produsen biasanya sudah menyediakan diagram garis ketebalan pelat yang diizinkan.

Selain penggunaan beton menjadi hemat, pengggunaan floor decking juga bisa menghemat penggunaan baja tulangan karena floor decking berfungsi juga sebagai tulangan positif satu arah. Tulangan negatif tetap saja dibutuhkan dan dipasang di atas lembaran floor decking. Umumnya menggunakan tulangan siap pakai yang berbentuk lembaran atau sering disebut wiremesh. Agar ketika pengecoran floor decking tidak melendut karena adanya beban beton itu sendiri maupun beban orang yang bekerja di atasnya, maka ketika meratakan campuran beton perlu digunakan perancah besi (scaffolding) maupun kayu. Perancah ini dapat dilepas bila beton sudah berumur 7 hari hingga 14 hari.

Floor decking dijual per m2 dengan harga berkisar kurang lebih Rp100 ribu per m2 (tidak temasuk ongkos pasang dan wiremesh). Untuk ongkos pasang, harganya relatif, tergantung pada ukuran luas yang akan dipasang.

Baca Juga: Dukungan Semen Merah Putih dalam Program 3 Juta Rumah: Hadirkan Beton Pracetak untuk Konsep Rumah Modular

Baca Juga: Peraturan Meningkat Rumah yang Harus Ditaati Biar Tak Kena Sanksi

Keraton – Mengenal 4 pilihan material prefabrikasi untuk dak lantai dan harganya: Ngedak cepat, hemat, & ramah lingkungan.

2. Keraton, Pelat Berbahan Tanah Liat

Keraton merupakan sistem pelat yang banyak dikenal dan sudah diaplikasikan di bangunan rumah tinggal. Tak heran bila produsen keraton pun menjamur seperti merek Wina, Duta Keraton, BMI, dan Monte.

Meski terbuat dari tanah liat, kekuatannya tak diragukan lagi. Material ini telah diuji oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pemukimam (PUSTEKIM) Bandung sekitar tahun 2000 dan kekuatannya telah memenuhi SK-SNIT-15-1991-03. Dari sisi berat materialnya, bobotnya sekitar 180 – 215 kg/m.. Ini lebih ringan dari pelat lantai konvensional yang beratnya sekitar 240 – 360 kg/m2.

Secara fisik, keraton dipasang menjadi bentuk pelat dari rangkaian modul berongga. Rangkaian modul ini disusun dan diperkuat dengan tulangan yang ada di keempat sisinya. Material ini lebih cepat dipasang karena tidak perlu memasang dan membongkar bekisting. Proses perangkaian materialnya tidak menggangu pekerjaan bangunan yang lain dan bisa dilakukan di lain tempat. Selain itu, material ini lebih murah karena semen dibutuhkan lebih sedikit dan volume tulangannya juga minim.

Perkiraan harga material ini hingga terpasang antara Rp 290.000—Rp 350.000/m2 (untuk daerah Jabodetabek).

Baca Juga: 12 Inspirasi Rumah Unik Kurang dari 100 M2 di Dunia (1)

Baca Juga: 12 Inspirasi Rumah Unik Kurang dari 100 M2 di Dunia (2)

Beton Pra Cetak – Mengenal 4 pilihan material prefabrikasi untuk dak lantai dan harganya: Ngedak cepat, hemat, & ramah lingkungan.

3. Beton Ringan Pra Cetak 

Beton ringan pra cetak ini sebenarnya mirip dengan keraton hanya saja material dasarnya yang berbeda. Produk beton seperti ini juga banyak, salah satunya adalah balok lantai beton (baliton) produksi Blockvloer Indonesia.

Produk ini berupa modul beton ringan berukuran 25 cm x 20 cm dengan lebar 10 cm dan 12 cm. Modul beton tidak dibuat massif, melainkan berongga. Adanya rongga ini tidak mengurangi kekuatan beton, tapi justru meningkatkan daya dukungnya dan tentunya bobot strukturnya menjadi banyak berkurang. Satu keping modul baliton memiliki berat 4 – 4,5 kg dan ketika terpasang bobotnya sekitar 180 kg/m2.

Satu blok terdapat 3 rongga, 2 di antaranya ada di pinggir yang berfungsi sebagai tempat tulangan. Baja tulangan ini akan merangkai gabungan modul-modul. Perangkaiannya dilakukan di pabrik atau lokasi proyek. Tulangan yang dibutuhkan ini cukup tulangan searah saja yang tegak lurus dengan baloknya sehingga bisa diikatkan dengan tulangan balok. Dengan sistem ini, penghematan tulangan dibandingkan sistem konvensional sekitar 50%. Tulangan yang mengikat antarmodul ini sebenarnya sudah kuat. Hanya saja di atas permukaan pelat harus ditambahkan tulangan 2 arah yang bisa menggunakan wire mesh.

Penghematan dengan sistem ini tak hanya pada tulangannya saja tetapi waktu pemasangannya dan prosesnya pun juga hemat. Perancah yang dipakai lebih sedikit atau hanya sekitar 20% dari pemakaian perancah pada sistem konvensional. Cukup 1 perancah di bagian tengah bentang pelat untuk mencegah lendutan awal. Tebal cor pun juga lebih tipis dan bisa menghemat sekitar 60% beton cor. cor.

4. Beton Aerasi

Produk beton aerasi tidak hanya terbatas pada produk untuk dinding saja. Super panel lantai hebel produksi Hebel adalah salah satu produk beton aerasi yang varian produknya difungsikan sebagai panel lantai.

Saat ini di pasaran tersedia bahan panel lantai beton ringan hebel dalam bentuk modul dengan ukuran 12,5 cm (tebal) x 60 cm (lebar). Panjangnya mengikuti bentang plat lantai, mulai dari bentang 1,5 m hingga 3,25 m. Panel lantai beton aerasi ini juga tersedia untuk bentang hingga 3,75 m dengan ketebalan 15 cm.

Baca Juga: 7 Risiko Rumah Tingkat dan Antisipasi yang Perlu Dilakukan

Beton aerasi – Mengenal 4 pilihan material prefabrikasi untuk dak lantai dan harganya: Ngedak cepat, hemat, & ramah lingkungan.

Modul beton aerasi ini memiliki tulangan di dalamnya dan aplikasinya cepat dan efisien. Setiap panel menumpu balok yang sebisa mungkin berupa dinding beton aerasi juga.  Jika panel-panel ini sudah terpasang, di atasnya tidak perlu lagi pengecoran beton.

Keunggulan lain yang dimilikinya, pembuatan pelat tidak menggunakan bekisting sehingga tidak membutuhkan kayu. Selain itu, material beton aerasi ini mampu menahan panas dan meredam suara sehingga aktivitas di lantai 2 tidak akan terdengar di lantai 1. 

Untuk daerah Jabodetabek harga per meter persegi material ini kurang lebih Rp300 ribu/m2 Harga ini sudah termasuk pemasangan.

Baca Juga: Daftar Lengkap Ongkos Pekerjaan Tukang untuk Merenovasi Rumah, Panduan Bikin RAB Sendiri

Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook Ranah Rumah, Instagram @ranahrumahcom. (RR)