Ranahrumah.com – ARSITEKTUR | Salah satu standar sirkulasi udara yang baik untuk terciptanya rumah sehat adalah tersedianya bukaan atau jendela yang mencukupi.
Teori arsitektur menyebutkan bahwa luas bukaan untuk keperluan sirkulasi udara pada sebuah bangunan sebaiknya berkisar antara 40 – 80% dari luas dinding secara keseluruhan. Ada juga teori lain yang menyebutkan, bahwa luas bukaan sebaiknya sebesar 10 – 20% dari luas lantai.
Hal ini tentunya dapat disesuaikan dengan selera penghuni, bentuk arsitektur bangunan, dan jangan lupa, dengan memmerhatikan arah aliran angin di sekitar rumah.
Selain terkait dengan susunan ruang, besar atau kecilnya bukaan tergantung dari fungsi ruang, apakah ruang tersebut digunakan untuk orang banyak atau tidak. Misalnya untuk ruang keluarga yang kegiatannya cukup banyak , bukaannya tentu harus lebih besar daripada ruang tidur yang cuma diisi 2 – 3 orang.
Dapur dan ruang-ruang lain yang berpotensi menghasilkan panas harus diberi bukaan yang lebih besar dari ruangan lain.
Baca Juga: 6 Kunci Ciptakan Pengudaraan Optimal agar Rumah Bebas Pengap
Kemampuan Mengalirkan Udara pada Jendela Nako Dibanding Jenis Lainnya
Lantas, terkait dengan pilihan jenis bukaan, ternyata bentuk-bentuk dan jenis jendela tertentu dianggap bagus dalam mengalirkan udara. Berikut perbandingan jenis-jenis jendela dan kemampuannya dalam mengalirkan udara.
- Jendela Nako
Jenis jendela yang sederhana tetapi cukup baik untuk menghasilkan pergerakan udara yang optimal adalah jendela nako.
Jendela nako ini dapat menghasilkan pertukaran udara hampir 95%.Dengan jendela nako yang berupa “bilah-bilah” yang dapat diubah-ubah posisinya, aliran udara dapat diarahkan seperti yang kamu kehendaki. Jendela nako juga dapat digunakan untuk daerah yang kecepatan anginnya tinggi. Bilah-bilah nako dapat menjadi penahan angin, sehingga kecepatan angin berkurang.
Baca Juga: Memilih Perangkat Pengondisi Udara yang Tepat untuk Rumah Tropis yang Lebih Sehat
- Jendela Swing
Jendela Swing adalah jendela yang digunakan dnegan cara membuka ke samping (swing). Jenis Swing dapat menghasilkan pertukaran udara 100%. Kelemahan jendela swing, karena bentuknya, jendela ini memerlukan ruang gerak yang cukup besar untuk membuka daun jendela, sehingga tidak dapat menghemat ruang di bagian depannya.
Baca Juga: Jadi Solusi Udara Buruk, Ini Beda Air Purifier, Humidifier, dan Dehumidifier
- Jendela Jungkit Bawah dan Jungkit Atas
Sedangkan bentuk jendela yang model pembukaannya secara jungkit di bagian bawah, lebih menghemat ruang, namun udara yang masuk sangat sedikit, hanya sekitar 20%. Hal ini disebabkan pergerakan udara harus terhalang lebih dahulu oleh daun jendela baru kemudian dibelokkan ke atas.
Bentuk jendela jungkit di bagian atas juga menghemat ruang, namun udara yang masuk relatif lebih banyak dibandingkan dengan jendela jungkit di bagian bawah. Pertukaran udara yang terjadi dapat mencapai 50%, karena angin dapat diarahkan secara langsung mengikuti bentuk kemiringan dari daun jendelanya.
- Bovenlicht
Semua ciri dari jendela tersebut di atas berlaku juga untuk bovenlicht, yaitu jendela kecil yang biasanya diletakkan di bagian atas dinding, sebagai lubang pertukaran udara dan masuknya cahaya di kamar mandi, gudang, atau dapur. Bovenlicht sering pula dijumpai di atas jendela ataupun di atas pintu yang berfungsi sebagai ventilasi. Secara arsitektur, bovenlicht sendiri memiliki arti lubang cahaya yang terletak di sisi atas dinding.
Dengan memerhatikan hal-hal di atas, maka sebuah standar sirkulasi udara yang baik bagi rumah sehat dapat diciptakan untuk perencanaan yang baik sebelum membangun atau renovasi rumah.
Baca Juga: Sharp Rilis Dehumidifier Solusi segala Masalah Lembap, Ini Keunggulannya
Baca Juga: LG Rilis PuriCare Dehumidifier Terbaru, Solusi Rumah Lembap dan Udara Tercemar
Cek berita atau ulasan inspiratif ranahnya rumah, properti, dan gaya hidup penghuninya di website www.ranahrumah.com, Facebook Ranah Rumah, Instagram @ranahrumahcom. (RR)